Jakarta -
BNPB mengungkap sejumlah data unik terkait gempa magnitudo (M) 7,1 di Maluku Utara (Malut). BNPB menyebut gempa dengan kekuatan yang sama pernah terjadi pada 2014, juga dengan tanggal yang sama.
"Yang unik fenomena gempa besar ini terjadi pada tanggal yang sama, yaitu 15 November 2014. Gempa jelang dini hari (00.17 Wita, 15/11/2019) tadi merupakan gempa dengan mekanisme pergerakan naik atau
thrust fault," ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Agus Wibowo di Graha BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Jumat (15/11/2019).
Agus mengatakan, berdasarkan data yang diterimanya, gempa M 7,1 pada 2014 itu terjadi sekitar 50 km dari pusat gempa Malut dini hari tadi. Namun, kekuatan guncangannya sama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menurut catatan BMKG, gempa tersebut terjadi hanya 50 km dari kejadian gempa dengan kekuatan yang sama dan mekanisme sama pada 2014," kata dia.
 Screenshot data BNPB |
Agus menyebut titik gempa tersebut ada di antara dua sesar yang aktif, yaitu sesar Sangihe dan sesar Halmahera. Pergerakan kedua lempeng tersebut mengakibatkan terjadinya gempa.
"Jadi di lokasi gempa tadi memang sesar yang aktif. Ada dua sesar, satu sesar Sangihe dekat dengan Sulawesi dan sesar Halmahera dekat dengan Maluku Utura. Jadi memang sesar yang aktif banyak sekali gempa yang terjadi di situ," ujarnya.
Selain pada 2014, gempa dengan kekuatan dan pusat yang relatif sama terjadi pada 1986, 1989, 2001, 2007, dan 2009. Agus kembali menegaskan gempa terjadi akibat aktifnya pergerakan lempeng tersebut.
"Pada tahun 2014, terjadi dekat situ gempanya juga 7,1. Sama-sama 7,1 tadi di sekitarnya, banyak ini. Di sekitarnya juga ada tahun 1986, 7,5, kemudian tahun 1989 7,1, tahun 2001 7,0, tahun 2007 7,5, dan 2019 7,1. Memang banyak gempa-gempa yang cukup besar di situ yang sering terjadi karena bergerak terus," kata Agus.
Meski demikian, BNPB menyebut kerusakan yang terjadi tidak signifikan. Hal ini disebabkan pusat gempa cukup dalam.
"Sama, ini karena dalam juga jadi sama, nggak terlalu besar juga (kerusakannya). Jadi ini karena dalam jadi dampaknya tidak terlalu besar. Saya lihat data secara sekilas tidak terlalu parah juga," kata dia.
Diketahui, gempa M 7,1 mengguncang Jailolo, Maluku Utara, Kamis (14/11) pukul 23.17 WIB, atau sudah masuk Jumat (15/11) 00.17 Wita. BNPB mencatat 2 orang mengalami luka akibat reruntuhan material bangunan. Sebanyak 19 bangunan pun mengalami kerusakan ringan.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini