"(efek sanksi) setop operasi yang berdampak pada kerugian operator," ucap Direktur Utama PT TransJakarta Agung Wicaksono saat dihubungi, Jumat (15/11/2019).
Menurut Agung, PPD mengalami kerugian karena, dengan bus tidak beroperasi, ada biaya yang tidak dibayarkan oleh TransJakarta. Namun Agung belum tahu berapa kerugian yang didapat oleh PPD.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak cuma operator bus, TransJakarta juga rugi
PT Transjakarta mengaku rugi karena jumlah armada berkurang saat mengandangkan 59 bus Zhongtong akibat kasus video tidak senonoh. Namun, TransJakarta lebih mementingkan kualitas pelayanan bagi penumpang.
"Betul. Tapi kesalahan harus ditegakkan sanksinya dan dievaluasi sampai semua tindak lanjut yang diperintahkan telah terpenuhi. Lebih baik armada berkurang dulu daripada armada bermasalah. Setelah masalah tuntas, baru boleh jalan," ucap Direktur Utama PT TransJakarta, Agung Wicaksono.
Sebelumnya, hari ini TransJ sudah memperbolehkan bus Zhongtong PPD yang sempat dikandangkan karena konten video tidak senonoh sejak Selasa (12/11). Agung menyebut bus tersebut sudah bebas dari video yang melanggar itu.
"Yang muncul di display bukan iklan, melainkan konten video tak sesuai norma sebagai bagian dari display. Dan dilaporkan sudah dihapus kontennya serta dicabut aliran listriknya," ucap Agung.
Diketahui, Bus TransJakarta koridor 1 sempat menayangkan video yang dianggap tak senonoh di televisi bus. Momen itu direkam oleh penumpang dan videonya pun viral.
Dilihat detikcom, Selasa (12/11), video viral tersebut diambil di dalam bus TransJakarta pada malam hari. Dalam keterangan yang dituliskan dalam unggahan, video diambil pada 9 November 2019 pada pukul 19.00 WIB.
Tonton juga video Transjakarta: Zhongtong Pernah Jadi Polemik, Kini Monitoring Diperketat!:
(aik/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini