"Kita punya pengalaman pahit, pemaksaan aklamasi itu membuat kita pecah dan kita pernah pecah, ada Ancol dan Bali. Bali itu kan pemaksaan aklamasi yang melahirkan Ancol. Pelajaran pahit ini harus jadi renungan bagi kita semua," kata Bamsoet kepada wartawan di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta Selatan, Kamis (14/11/2019).
Bamsoet berharap demokrasi di Golkar tidak dirusak dengan dilakukannya munas secara aklamasi. Dia juga menantang untuk melakukan pemilihan ketua secara demokrasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau yakin didukung mayoritas pemilik suara kenapa mesti takut kemudian merancang untuk aklamasi. Pasti demokrasi dan menang itu akan tercapai melalui pertarungan di munas," ujar Bamsoet.
Bamsoet juga mengatakan ada empat elite Golkar yang hendak mengajukan diri sebagai calon ketua. Selain itu, menurutnya, ada 600 orang lebih kader yang memiliki suara berbeda. Karena itu, dia berharap munas dilaksanakan secara demokrasi.
"Banyak ada empat calon jadi jangan juga mengelola partai ini seperti mengelola perusahaan cukup keputusan di komisaris karena banyak suara hampir 600. Hari ini rapim yang dihadiri ketua provinsi hanya wakili 34 suara, masih ada 500 lebih yang harus didengar suaranya," ucap Bamsoet.
Tonton juga video Bamsoet Duga Bom di Polrestabes Medan Dikendalikan dari Jauh:
(maa/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini