Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb) Junita Parjanti mengatakan pelepasan landak Jawa ini bekerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Lokasi pelepasan adalah area jurang yang sangat jauh dari ladang atau permukiman penduduk.
"Lokasi pelepasan ada tiga tempat, yaitu di wilayah Ampel (Boyolali) ada dua tempat dan satu tempat di atas Pakis (Magelang)," kata Junita, Selasa (12/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Acara tersebut dibuka oleh Kepala Pusat LIPI, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH) Ditjen KSDAE Kementerian LHK, serta Kepala Balai TNGMb. Pelepasliaran landak Jawa itu dilakukan di wilayah Desa Ngagrong, Kecamatan Gladagsari (Ampel), Boyolali.
Dia menjelaskan lokasi pelepasan sudah dikaji dan dipilih sendiri peneliti dari LIPI dengan tipologi habitat yang sesuai dengan kriteria tempat tumbuh Landak. Area pelepasan adalah kawasan Gunung Merbabu, yang beberapa saat lalu terbakar, yang mengakibatkan beragam tumbuhan dan satwa mati.
"Program pelepasliaran landak ini diharapkan dapat merestorasi kembali anasir-anasir ekosistem Gunung Merbabu yang sempat terganggu karena kebakaran hutan kemarin," ujarnya.
Ke-30 ekor landak tersebut merupakan hasil penangkaran dan sekaligus riset dari LIPI yang indukannya bersumber dari Gunung Merbabu dan Gunung Lawu. Umur Landak yang dilepasliarkan sekitar 2 tahun. Landak tersebut juga sudah diberi semacam chips/GPS sehingga nanti secara reguler LIPI akan memonitor keberadaannya.
Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH) Indra Exploitasia berharap pelepasliaran landak ini dapat memulihkan ekosistem Gunung Merbabu dan dapat melestarikan keberadaan jenis landak ini dari kepunahan di alam. Di Indonesia ada empat jenis landak.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini