"Ada hubungan silang lah. Di tingkat nasional dia oposisi, ternyata di tingkat daerah dia dukung koalisi, itu biasa-biasa saja," ujar Rico Marbun ketika dihubungi detikcom, Jumat (8/11/2019) malam.
Namun, Rico meyakini ada maksud lain dari PKS mendekati Gibran. Manuver PKS itu dinilai sebagai usaha memecah Jokowi dengan PDIP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rico melihat celah PKS menggaet Gibran terbuka lebar saat ini. Sebab, PDIP belum mengambil keputusan akan mengusung Gibran.
"Kalau mereka bisa memanfaatkan celah ini, apalagi kalau PDIP tidak mendukung, misalnya kan tapi ini masih lama (Pilwalkot Solo), sebagai kompetitor politik, ya pasti mereka akan menggoda ini supaya soliditas antara Jokowi dan PDIP itu terganggu," paparnya.
Dengan menyandang status sebagai putra presiden, Gibran dinilai mempunyai modal yang bagus. Modal ini dirasa menjadi daya tarik Gibran sehingga sejumlah partai melirik suami Selvi Ananda itu.
"Modal awal cukup, modal awal kan artinya popularitas. Cuma kan, untuk menang kan tidak hanya membutuhkan popularitas, dia harus punya tim yang kuat, dia harus jelas majunya dari mana atau dari partai politik atau independen, logistiknya bagaimana, branding-nya bagaimana. Itu kan yang harus dia buktikan juga dengan usia yang relatif lebih muda bagaimana orang melihat ini," ujar Rico.
Sebelumnya diberitakan, PKS mulai melirik Gibran untuk dicalonkan dalam Pilwalkot 2020. Ketua Badan Pemenangan Pemilu dan Pemilukada DPD PKS Surakarta Sugeng Riyanto menilai masuknya Gibran ke radar partai berlambang padi emas itu merupakan respons dari para kader.
"Memang politik itu cair. Nama Gibran muncul karena kader merespons situasi politik terkini. Dan peluang mendukung Gibran masih lebar," kata Sugeng, yang menjabat Wakil Ketua DPRD Surakarta, Rabu (30/10/2019).
Simak Video "Gibran Maju Pilkada Solo, Kaesang Sibuk Urusi Transisi Bisnis"
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini