Dengan penuh kesedihan, keluarga dan para tetangga mengantarkan jenazah korban ke makam. Keluarga merasa sangat kehilangan dan tak percaya korban pergi dengan cara yang tidak wajar.
Adik korban, Legiyah (36), mengaku sempat berkomunikasi dengan kakaknya itu pada malam sebelum ditemukan meninggal. Korban merupakan anak pertama dari tujuh bersaudara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hari Selasa (5/11) malam masih teleponan sama saya, ngobrol panjang, bercanda gitu. Malah dia juga nasihati saya untuk jaga kesehatan. Terus besoknya hari Rabu (6/11) siang dapat kabar Mbak meninggal. Awalnya sih nggak percaya," kata Legiyah saat ditemui detikcom di rumah duka, Kamis (7/11/2019).
Sementara itu, ibu korban, Surip (62), tak henti-hentinya menangis atas kepergian anak kesayangannya itu. Korban bekerja di Pemalang sejak sekitar 5 bulan lalu.
"Ketemu terakhir ya pas dia pulang, belum ada sebulan ini. Katanya kangen sama Ibu, terus pulang tapi nggak nginep. Sore langsung kembali lagi ke Pemalang," ucap Surip sambil menyeka air matanya.
Sebelum korban ditemukan tewas, beberapa hari sebelumnya sang ibu merasakan sesuatu yang aneh. Ia sering merasa jengkel pada dirinya sendiri dan marah-marah tanpa sebab. "Kalau pas rasanya nggak enak gitu terus saya tahajud," ujarnya.
Kini Surip berharap pelaku yang menghilangkan nyawa anaknya dapat segera ditangkap polisi dan mendapatkan hukuman setimpal.
"Ya saya ingin pelakunya segera ditangkap dan dihukum," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, korban ditemukan tewas bersimbah darah tanpa busana di dalam warung yang berada di tepi Jalingkut Pemalang, Rabu (6/11). Lokasi warung itu berada di Desa Wanarejan Utara, Kecamatan Taman, Pemalang.
Setiap hari korban menjaga warung tersebut. Saat ditemukan, kondisi korban tidak berbusana dan penuh luka tusukan benda tajam di beberapa bagian tubuhnya, di antaranya di leher bawah dagu, di bawah telinga kanan, dan pantat.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini