PR Ledakan Komisaris Besar di Internal Polri

Round-Up

PR Ledakan Komisaris Besar di Internal Polri

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 07 Nov 2019 07:00 WIB
Sertijab Kapolri dari Tito Karnavian ke Idham Azis. (Foto: Grandyos Zafna)
Jakarta - Mantan Kapolri Jenderal (Purn) Tito Karnavian cerita soal adanya ledakan Komisaris Besar (Kombes) di internal Polri. Tito mengatakan, selama menjabat sebagai Kapolri 3 tahun 3 bulan, dia menghadapi masalah kenaikan Kombes menjadi Jenderal bintang I. Kini masalah itu jadi PR buat Kapolri baru Idham Azis.

Tito bicara soal ledakan Kombes ini di acara pisah sambut Kapolri di hadapan personel Polri di Mako Brimob, Cimanggis, Depok, Rabu (6/11/2019). Dia meminta maaf apabila ada pihak diinternal Polri yang tidak puas atas kepemimpinannya selama jadi Kapolri.

"Saya hadapi persoalan internal, yaitu ledakan Kombes ini yang berkali-kali saya sampaikan ke teman-teman. Saya nggak tahu ada senior atau tidak, kalau ada senior saya minta maaf kalau ada salah," kata Tito.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Tito mengatakan kondisi ledakan jabatan Komisaris Besar dimulai sejak angkatan '83, '84, hingga '88. Sebelum angkatan itu, kata Tito, jabatan Kombes masih hanya diduduki beberapa orang saja.

"Saya sering bercanda, angkatan paling enak itu angkatan '82, jumlah yang cuma 46 orang, tidur-tidur di rumah dijemput provos, pangkat Kombes disuruh naik bintang, karena jabatan banyak, sementara kombesnya sedikit," ucapnya.

Namun belakangan, lanjut Tito, jabatan Kombes terus bertambahnya mencapai 1.500 orang dan sekitar 400 orang sudah lulus pendidikan tinggi Jenderal. Tito mengakui, permasalahan naik pangkat bintang ini menyita pikiran. Karena itu dia menyerahkan masalah ledakan Kombes ke Idham Azis.

"Angkatan '88 ada lebih 400 yang lulus, nah ini membuat ledakan Kombes, itu yang membuat saya jujur cukup pusing sampai hari ini, dan saya serahkan hal pusing saya ke Pak Idham, iya, karena nggak bisa memuaskan semua orang," ujar Tito.





Tito kemudian menuturkan, setiap tahun ada empat jabatan Jenderal yang pensiun, sementara saat ini sudah menunggu 400 orang untuk naik bintang I. Karena itu dia membuat terobosan dengan menaikkan pangkat Kapolda di beberapa Polda.

"Karena itu kita ambil terobosan antaranya jabatan-jabatan Kapolda kita bintang duakan, kemarin Bengkulu dan Sulteng," katanya.

Sementara itu, terkait terpilihnya Idham Azis sebagai Kapolri, Tito menyampaikan selamat. Namun dia mengatakan tidak ada pembicaraan soal siapa sosok yang akan menggantikan dirinya jadi Kapolri saat itu.

"Saya ucapkan selamat Pak Idham, Pak Idham sampaikan 'jangan calonkan saya', tapi saya bilang saya nggak pernah sebutkan nama Pak Idham karena yang bersangkutan nggak mau," kata Tito.



"Tahu-tahu datang besoknya saya dipanggil Pak Presiden, (Idham bertanya) 'ada apa nih, Bang', saya bilang nggak tahu karena saya nggak bicara masalah itu, saya hanya bicara masalah sebagai Mendagri dan beliau minta agar Plt-nya Pak Wakapolri. Kalau pengganti (Kapolri), beliau (Jokowi) nggak sebutkan," ucap Tito.

Idham Azis, kata Tito, kemudian melaporkan kalau telah ditunjuk menjadi Kapolri. Tito lalu meminta Idham menjalankan amanah tersebut.

"Datang lagi Pak Idham bilang 'Saya izin melaporkan saya ditunjuk, Pak', ya sudah saya bilang bismillah, dengan segala konsekuensi yang nggak gampang, jadi ya jalani saja, ini sudah Tuhan yang atur, garis tanganmu ini. Laksanakan saja, apa yang bisa saya bantu ya saya bantu," ujar Tito.
Halaman 2 dari 2
(idn/fdu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads