DLH Mojokerto Akan Terjunkan Tim untuk Selidiki Pencemaran Sungai Ledeng

DLH Mojokerto Akan Terjunkan Tim untuk Selidiki Pencemaran Sungai Ledeng

Enggran Eko Budianto - detikNews
Rabu, 06 Nov 2019 14:24 WIB
Sungai Ledeng penuh sampah. (Enggran Eko Budianto/detikcom)
Mojokerto - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Mojokerto akan menerjunkan tim untuk menyelidiki pencemaran Sungai Ledeng. Penyelidikan tersebut untuk mengungkap sumber limbah dan dampaknya terhadap mutu air sungai.

Kepala DLH Kabupaten Mojokerto Didik Chusnul Yakin mengatakan pihaknya baru mengetahui pencemaran di Sungai Ledeng dari pemberitaan media. Pihaknya akan menerjunkan tim ke lokasi. Tim ini terdiri atas petugas laboratorium DLH serta Seksi Pemeriksaan dan Penyelidikan.

"Secepatnya tim kami minta cek lokasi untuk melihat kondisi sungai, sumber pencemaran, dan lain-lain," kata Didik saat dihubungi detikcom, Rabu (6/11/2019).


Tidak hanya itu, lanjut Didik, tim juga ditugasi mengambil sampel limbah di Sungai Ledeng. Sampel akan diteliti di laboratorium milik DLH Kabupaten Mojokerto.

"Sampel akan kami teliti untuk mengetahui sejauh mana pencemaran di sungai itu," terangnya.

Sungai Ledeng memisahkan Dusun Sememi dengan Dusun Bangsri di Desa Modopuro, Kecamatan Mojosari. Sungai dengan lebar sekitar 6 meter ini terlihat menjijikkan karena permukaannya tertutup sampah rumah tangga dan limbah usus ayam.

Warga sekitar menyebutkan Sungai Ledeng sudah tercemar lebih dari 10 tahun yang lalu. Limbah usus ayam dibuang para pemilik industri rumahan keripik usus melalui parit yang mengalir ke Sungai Ledeng. Limbah dari peternakan bebek juga dibuang ke sungai yang sama.

Limbah-limbah tersebut bercampur dengan sampah rumah tangga, seperti bungkus makanan, botol minuman plastik, dan popok bayi, di Sungai Ledeng.


Didik menambahkan, untuk menghentikan pencemaran Sungai Ledeng, dibutuhkan upaya ekstra. Pasalnya, para pengusaha maupun masyarakat harus mempunyai kesadaran untuk tidak membuang sampah dan limbah ke sungai.

"Yang paling penting bagaimana orang tidak lagi membuang limbah sembarangan. Karena kepedulian masyarakat terhadap sungai masih rendah," tandasnya.

Limbah yang mencemari Sungai Ledeng juga diduga merusak kualitas air tanah di sekitarnya. Air sumur warga menjadi berminyak, tapi tidak berbau, sehingga warga sekitar memilih membeli air galon untuk kebutuhan memasak dan minum.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.