Ia menyadari asumsi sebagian orang yang meragukan penggunaan mesin genset tersebut. Hal ini disebut Jujun karena mengetahui genset biasa digunakan hanya untuk penerangan listrik.
"Bukan sekadar penyebutan mesin genset, yang benar adalah mesin penggerak genset. Selama ini asumsi orang mesin genset itu (tenaganya) kecil, menghidupkannya ditarik untuk keperluan penerangan. Sebenarnya ini mesin penggerak genset kapasitas besar. Artinya, penggunaan mesin penggeraknya, bukan (langsung) gensetnya," ucap Jujun saat ditemui detikcom, Rabu (6/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan menggunakan mesin penggerak genset, tenaga mentahan yang akan dicapai bisa mengangkat bobot hingga 1,7 ton. "Mesin ini kapasitasnya cukup besar, 24 PK 3.600 RPM 700 cc, dalam artian tenaganya kalau mentahan 1,7 ton," katanya.
![]() |
"Selain itu, helikopter ini bisa dinaiki oleh tiga sampai empat penumpang. Bobot pesawat saya buat tidak lebih dari 200 kilogram, overload 250 kilo," ucapnya.
"Rumus fisika, hukum Newton, terus keseimbangan, gravitasi, daya mesin didukung dengan otodidak yang bergerak di bidang teknik, saya juga operator mesin bubut, mesin las, mesin miling dan mengerti tentang hidrolik," katanya.
Secara keseluruhan, helikopter Jujun terbuat dari rangka baja ringan, besi hollow dan besi siku juga pelat. Untuk sisi baling-baling, ia menggunakan fiber modifikasi campuran logam. Helikopter memiliki bagian bodi depan dengan ukuran lebar 1,4 meter, tinggi 2,5 meter, dan panjang hingga bagian ekor 8 meter.
"Dua baling-baling utama dibuat berukuran 8 meter dan baling-baling belakang 2 meter. Semua baling-baling dibuat dari bahan fiber modifikasi. Saat ini sudah dibuat, insyaallah harapan saya awal tahun 2020 bisa uji coba dan bisa terbang," ucap Jujun.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini