Sekretaris BPBD Trenggalek Tri Puspitasari mengatakan distribusi air bersih masih berjalan seperti biasa ke 60 desa yang terdampak kekeringan. Hujan yang turun belum meningkatkan volume air di sumur-sumur warga maupun sungai yang ada.
"Pengiriman ini akan kami lakukan hingga air di perkampungan kembali pulih. Karena faktanya, meskipun sudah turun hujan, warga masih mengalami krisis air," kata Tri, Selasa (5/11/2019).
Sesuai dengan penetapan pemerintah setempat, status darurat kekeringan masih akan berlaku hingga akhir November mendatang. Dengan status itu, BPBD masih diberi wewenang penuh untuk menyuplai kebutuhan air bersih warga.
"Kami akan memantau prakiraan cuaca dari BMKG serta melihat kondisi riil di lapangan seperti apa. Kalau memang air di kampung sudah ada, pengiriman akan kami hentikan," jelas Tri Puspitasari.
Sementara itu, sesuai data di BPBD Trenggalek, jumlah desa yang terdampak kekeringan tahun ini mencapai 60 desa, yang tersebar di 14 kecamatan. Kondisi tersebut lebih parah dibanding tahun sebelumnya, yang hanya 54 desa.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga, BPBD Trenggalek memanfaatkan anggaran Biaya Tidak Terduga APBD 2019 sebesar Rp 1,2 miliar.
Simak juga video Warga Polman Harus Jalan 2 Km Demi Air Bersih:
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini