Seperti dilansir AFP, Selasa (5/11/2019), militer Bolivia menuturkan bahwa helikopter jenis EC-145 yang membawa Presiden Morales terpaksa mendarat darurat pada Senin (4/11) waktu setempat, karena adanya masalah mesin. Tidak ada korban luka dalam insiden tersebut.
Namun insiden itu semakin menambah ketegangan di Bolivia, saat demonstran memprotes Morales selama dua pekan terakhir terkait sengketa pemilu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui bahwa aksi protes mencuat setelah Morales dinyatakan sebagai pemenang pemilu 20 Oktober lalu yang memberikannya periode keempat sebagai Presiden Bolivia. Rival-rival politik Morales menuduh hasil pemilu itu penuh kecurangan, dengan menyoroti adanya keganjilan dalam penghitungan suara.
Masalah mesin yang dialami helikopter yang membawa Presiden Morales terjadi saat helikopter itu lepas landas dari sebuah desa di wilayah Andes, setelah Morales meresmikan ruas jalanan baru di sana. Video insiden itu beredar luar di media sosial.
"Saudara-saudara, hari ini, setelah meresmikan jalan di Colquiri, kami mengalami insiden dengan helikopter yang akan diselidiki secara pantas," tulis Morales via akun Twitternya usai insiden tersebut.
Pihak militer Bolivia, khususnya Angkatan Udara, menyatakan tengah menyelidiki lebih lanjut insiden itu untuk mencari tahu penyebabnya.
"Helikopter itu mengalami masalah mesin di bagian baling-baling bagian ekor saat lepas landas, yang memicu pendaratan darurat," demikian pernyataan Angkatan Udara Bolivia.
Mantan Menteri Dalam Negeri Bolivia, Hugo Moldiz, menyebut insiden helikopter itu sebagai 'serangan kriminal'. Dia tidak menyebut secara langsung pihak-pihak yang menurutnya mendalangi insiden itu.
Namun diketahui bahwa pemimpin oposisi Bolivia, Luis Fernando Camacho, pernah melontarkan ancaman untuk 'mengambil langkah tegas' untuk melengserkan Morales dari kursi kepresidenan. Camacho bahkan menyerukan agar militer Bolivia 'memihak rakyat'.
Morales menuduh rival-rival politiknya merencanakan kudeta terhadapnya.
Halaman 2 dari 2