Berstatus Baru, API Banyuwangi Gelar Diklat Berstandar Internasional

Berstatus Baru, API Banyuwangi Gelar Diklat Berstandar Internasional

Ardian Fanani - detikNews
Senin, 04 Nov 2019 19:25 WIB
Foto: Ardian Fanani
Banyuwangi - Usai menerima Associate Member International Civil Aviation Organization (ICAO) TrainAir Plus Programme, Akademi Penerbangan Indonesia (API) Banyuwangi langsung menggelar diklat pertama Aviation Data Driven Decision Making Course (AD3M). Sebanyak 19 peserta antara lain yang berasal dari beberapa instansi seperti API Wangi sendiri, DKPPU, PPSDM, dan sebagainya mengikuti diklat berstandart internasional tersebut. Tak hanya itu, API Banyuwangi juga melantik 51 taruna pilot dari berbagai jalur.

Mereka dilantik oleh Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Perhubungan Umiyatun Hayati Triastuti, di hanggar API Banyuwangi, Senin (4/11/2019).

"Tanpa sumber daya manusia yang unggul Indonesia tidak akan mampu untuk mengikuti perkembangan teknologi di era revolusi industri 4.0 dan bersaing dalam pasar dunia," kata Hayati kepada detikcom.

"Kita mendapatkan sertifikat akreditasi ICAO trainair plus kategory silver untuk STPI Curug dan API Banyuwangi. Ini artinya diklat penerbangan di Indonesia sudah diakui berstandar internasional," ungkapnya.

Menurut Hayati, ada beberapa keuntungan atas diraihnya sertifikat akreditasi ICAO tersebut. STPI Curug dan API Banyuwangi berhak untuk menyelenggarakan diklat instruktur berstandar Internasional.


"Kita menjadi associate member ICAO untuk kampus transportasi udara. Mereka (STPI dan API) bisa menyelenggarakan dan mengundang instruktur dari ICAO. Dengan demikian, standar kualitas peserta diklat kita setara dengan yang disyaratkan internasional," imbuhnya.

Keuntungan lainnya, kata Hayati, sumber daya manusia Perhubungan Indonesia tidak perlu lagi mengikuti diklat di luar negeri agar mendapat sertifikat penerbangan internasional.

"Ketika lembaga kita sudah dinilai mampu untuk memberikan kontribusi dalam pendidikan dan pelatihan berstandar internasional, maka tidak perlu lagi training di singapura atau luar negeri. Tentu ini akan menghemat devisa," ujarnya.

Hayati menambahkan, ke depan BPSDM Perhubungan berkeinginan trainer untuk diklat berstandar ICAO berasal dari instruktur dalam negeri, mengingat kebutuhan SDM di bidang kedirgantaraan cukup banyak.

"Jangka panjang, kita siapkan trainer dari dalam negeri. Tentu ada langkah-langkah yang dilakukan. Setelah mereka mengikuti training, mereka akan magang di ICAO dan selanjutnya bisa menjadi trainer," tambahnya.


Selain pembukaan diklat pertama Data Driven Decision Making Course (AD3M), API Banyuwangi juga melantik 51 taruna dari berbagai program. Diantaranya program Studi Diploma III Penerbang Sayap Tetap Angkatan Ke I, Taruna Program Studi Non Diploma Penerbang Angkatan Ke XX, Taruna Program Studi Non Diploma Penerbang Angkatan Ke XXI, Taruna Program Diklat Penerbang Sayap Tetap dengan Kualifikasi CPL From Non Skill Kerjasama Polisi Udara Angkatan Ke I, Taruna Program Diklat CPL IR From Non Skill Angkatan Ke II.

"Saat ini BPSDM Perhubungan sedang terus menerus meningkatkan kualitas dan kapabilitas lembaga-lembaga diklatnya melalui peningkatan sarana dan prasarana diklat, kurikulum maupun kualitas dan kualifikasi tenaga pendidik dan kependidikannya agar nanti para lulusannya dapat link dan match dengan kebutuhan industri penerbangan", tambah Hayati.

Sementara itu, Direktur API Banyuwangi, Genny Luhung Prasojo mengatakan, pelantikan 51 taruna ini sebagai bentuk kepercayaan masyarakat atas pendidikan di API Banyuwangi.

"Akademi kami memiliki fasilitas yang lengkap. Maka dari itu masyarakat sangat percaya juga lulusan dari akademi bisa terserap dengan baik di dunia dirgantara," ujarnya.

Terkait diklat Aviation Data Driven Decision Making Course (AD3M), kata Genny, API Banyuwangi terus mengembangkan instruktur penerbang di akademi tersebut ke jenjang yang lebih tinggi. (iwd/iwd)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.