Sragen - Antrean panjang warga yang ingin mencetak Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP), terjadi di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Sragen. Mereka berjubel hingga membeludak puluhan meter keluar area kantor Disdukcapil.
Menurut salah seorang warga yang mengantre, Widodo (45), warga Desa Patihan, Kecamatan Sidoharjo, mereka berbondong-bondong ke Disdukcapil setelah membaca pengumuman ketersediaan blangko e-KTP di media sosial sehari sebelumnya.
"Mayoritas warga sudah datang sekitar pukul 4.30 WIB. Saya datang jam 7 pagi sudah tidak kebagian. Karena blangko yang tersedia hanya 500 lembar," ujarnya di Kantor Disdukcapil Sragen, Senin (4/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga sangat menantikan untuk dapat mencetak e-KTP karena kondisi kekurangan blanko e-KTP di Sragen sudah lama terjadi. Widodo pun mengaku kecewa karena tidak bisa mencetak kartu e-KTP meski sudah antre sejak pagi.
"Kami berharap ada perbaikan sistem. Kalau seperti ini terus kasihan warga. Nggak sedikit yang harus izin kerja, namun pulang dengan tangan hampa," ujarnya.
Kejadian ini dibenarkan oleh Kepala Disdukcapil Sragen Haryatno Wahyu Lwiyanto. Menurutnya, kekurangan blangko e-KTP ini terjadi sejak enam bulan terakhir. Beberapa kali pihaknya mendapatkan kiriman stok blangko dari pusat, namun jumlahnya jauh dari cukup.
"Paling ada kiriman 500 blangko. Begitu kita umumkan, besoknya langsung habis dalam sehari. Tapi memang hari ini antreannya lebih panjang dari biasanya," kata pria yang akrab dipanggil Wahyu ini.
Panjangnya antrean, lanjutnya, diduga karena dampak pengumuman rekruitmen Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), yang membuat warga berbondong-bondong mencetakkan e-KTP.
"Padahal, meski belum memiliki kartu fisik e-KTP, sebenarnya warga pemegang suket (surat keterangan) tetap bisa mendaftar CPNS," ujar Wahyu.
Menurut pendataan petugas, jumlah antrean warga hari ini mencapai total 1.100 orang. Untuk menghindari kekecewaan warga, petugas tetap mendata warga yang ikut mengantre tapi tidak kebagian blangko.
"Blangkonya kan cuma 500 lembar. Sisanya tetap kita data yang hadir, akan kita masukkan ke daftar waiting list. Jadi jika nanti ada stok dari pusat lagi, mereka yang ada di
waiting list inilah yang kita prioritaskan untuk cetak," terang Wahyu.
Pihak Disdukcapil Sragen pun mengaku tidak bisa berbuat banyak karena wewenang pengadaan blangko e-KTP ada di pusat. Sejumlah usulan untuk mengatasi keterlambatan ini, sudah dilayangkan ke Kementerian Dalam Negeri.
"Sudah kita usulkan pendelegasian kewenangan untuk pengadaan (blanko) sendiri di daerah. Namun belum ada jawaban. Akhir bulan ini akan digelar rakornas di Jakarta, tentu saja hal ini akan kembali kita sampaikan," tambah Wahyu.
Wahyu melanjutkan, jumlah warga yang belum mendapatkan e-KTP terus bertambah. Saat ini jumlahnya mencapai 36 ribu orang. Hal ini terjadi karena setiap hari ada penambahan, baik dari permohonan baru maupun perubahan data.
"Penambahannya 200 hingga 300 per hari. Itu dari permohonan baru, perubahan biodata, perubahan status, KTP hilang maupun rusak, serta pindah alamat. Namun jika stok blangko tersedia, kita optimis akan bisa menyelesaikan kekurangan ini dalam waktu singkat," tegasnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini