"Mungkin celana cingkrang sekarang bukan diidentikkan dengan orang-orang yang punya pilihan agama sendiri, pilihan-pilihan perbedaan itu, tapi bahkan jadi gaya gaul anak sekarang juga," ujar juru bicara PKS, Ahmad Fathul Bahri, di Kedai Sirih Merah, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Sabtu (2/11/2019).
"Dan Menteri Agama nggak tahu karena mungkin beliau orang tua. Bisa jadi nggak paham bahwa gaya anak sekarang pakai celana ada yang cingkrang dan sebagainya dan tentu ini jadi catatan juga," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fathul menilai mereka yang berjenggot dan mengenakan celana cingkrang tidak bisa dikaitkan dengan kelompok radikal. Menurutnya, upaya menangkal radikalisme sebaiknya dilakukan dengan program yang substantif.
"Karena celana cingkrang atau jenggot dan sebagainya mungkin dalam Islam banyak khilafiahnya, banyak perbedaannya. Jadi, kalau kami menekankan, sebaiknya mengatasi radikalisme itu bukan dengan hal-hal simbolik yang menjadi perdebatan, tapi dengan program yang lebih substantif," ujar Fathul.
Fathul mengatakan PKS akan mendukung program Kementerian Agama melawan radikalisme secara substantif. Namun pernyataan Menang, menurut Fathul, di awal masa jabatannya cukup menimbulkan pro dan kontra.
"Kalau itu dilakukan, kami pasti akan mendukung. Tapi kan kemarin first impression-nya menurut kami cukup buruk dengan akhirnya melihat hal itu sebagai suatu hal yang diidentikkan dengan ciri-ciri orang yang radikal. Itu harus jadi catatan juga bagi Menag di awal masa kepemimpinannya," lanjut Fathul.
Dia menilai seharusnya Menteri Agama mencari cara untuk menangani radikalisme dengan langkah yang komprehensif. Jangan hanya terjebak pada simbol-simbol yang akhirnya menimbulkan kegaduhan.
"Menurut saya, Menteri Agama perlu melihat bahwa bagaimana menangani radikalisme ini dengan komprehensif, dengan holistik melihat berbagai aspek, dan jangan terjebak pada simbol-simbol yang menurut saya justru kontraproduktif dan menjadi pertentangan publik," imbuh Fathul.
Selain itu, Fathul menyarankan Menag Fachrul Razi melibatkan berbagai pihak dalam membuat sebuah keputusan, mulai agamawan hingga akademisi.
"Dan semua pihak tentu harus dilibatkan, baik dari kalangan agamawan maupun kalangan akademisi, juga kalangan-kalangan yang lain yang menjadi stakeholder dari masyarakat itu sendiri," kata dia.
Sebelumnya, Menteri Agama Fachrul Razi hendak melarang cadar sekaligus celana cingkrang di instansi pemerintah.
"Kalau instansi pemerintah kan memang sudah jelas ada aturannya. Kalau kamu PNS, memang boleh pakai tutup muka?" sebut Fachrul dalam sambutannya di dalam 'Loka Karya Peningkatan Peran dan Fungsi Imam Tetap Masjid' di Hotel Best Western, Mangga Dua Selatan, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Rabu (30/10).
Fachrul mengatakan agama memang tidak melarang celana cingkrang, tapi aturan yang berlaku di kantor-kantor pemerintah menurutnya berpandangan yang berbeda.
"Kemudian masalah celana-celana cingkrang, itu tidak bisa dilarang dari aspek agama, karena memang agama pun tidak melarang. Tapi dari aturan pegawai, bisa, misalnya di tentara, 'Kamu celana kamu kok tinggi begitu? Kamu lihat kan aturan pimpinan di tentara gimana? Kalau kamu nggak bisa ikuti, keluar kamu!'," ujar Fachrul saat menyampaikan pemaparan di kantor Kemenko PMK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (31/10).
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini