Menyambangi tempat tersebut, detikcom mendapati beberapa anak muda tengah menyirami beraneka tanaman sayur mayur. Selain itu, tampak pula dari mereka yang tengah mengecek tanaman hidroponik dan perikanan mina belut.
Di tempat itu terdapat pula sebuah rumah hijau yang didalamnya berisi tanaman cabai. Tak hanya itu, tampak pula sebuah toko yang berisi barang-barang hasil daur ulang di samping area pertanian tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena itu kami ingin membuat tempat berkonsep pertanian, edukasi sekaligus wisata. Tapi karena terkendala biaya, kami harus masukkan proposal ke sana-sini," katanya saat ditemui di Jogja Youth Farming, Desa Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Bantul, Jumat (1/11/2019).
"Semua itu dilakukan karena kita ingin menarik anak muda untuk bertani melalui usaha produktif sektor pertanian di sini (Desa Argomulyo). Apalagi di sini banyak yang belum punya pekerjaan dan harapannya mereka bisa kerja di sini (Jogja Youth Farm)," imbuh Tugiyanto.
Akhirnya proposal berisi konsep yang ia usung bersama teman-temannya disetujui oleh salah satu perusahaan BUMN. Setelah mendapat suntikan dana, ia dan teman-temannya di Taruna Yodha mulai merealisasikan konsep tersebut.
"Lalu kami mulai menyewa tanah kas desa seluas 3.500 meter persegi dan mulai dikembangkan bulan Juli kemarin bersama pihak-pihak terkait. Pengembangannya seperti membuat lahan pertanian organik, perikanan yang digabung dengan pertanian dan tempat pengolahan sampah menjadi kerajinan," ujarnya.
![]() |
Menurutnya anggota Taruna Yodha bersemangat untuk mengembangkan Jogja Youth Farming karena pada tahun 2017, Karang Taruna tersebut berhasil menyabet juara 2 Karang Taruna Berprestasi Tingkat Nasional dalam acara pemberian penghargaan pilar sosial dalam acara Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) Tahun 2017.
Inovasi pertanian di Jogja Youth Farming adalah menciptakan sistem pertanian terpadu. Seperti sistem penyiraman water sprinkle, kolam ikan terpadu dengan media tanam sistem apung dan budidaya tanaman hidroponik.
"Hasil pertanian di sini organik semua, mulai dari cabai, bawang merah, kangkung, daun kemangi, bayam dan pare ulo. Terus untuk perikanan ada ikan nila, ikan gabus dan belut," katanya.
Selain itu, terdapat pula turahan store yang berfungsi sebagai tempat edukasi untuk mengolah sampah menjadi hasil kerajinan yang memiliki nilai ekonomi. Menurutnya, hal itu dapat mendongkrak sektor perekonomian masyarakat, khususnya di Desa Argomulyo.
![]() |
"Kami juga sudah panen selama 4 kali (untuk sayuran), dan hasil panennya dijual lewat online. Jadi sayur itu dikemas secara menarik lalu dijual online. Kenapa online? Karena harganya bisa lebih tinggi dan peminatnya cukup banyak kalau jual lewat online," sambung Tugiyanto.
Tugiyanto menambahkan, dengan adanya tempat untuk mengembangkan sektor pertanian, perikanan, edukasi dan wisata ini dapat menambah minat anak muda untuk berkecimpung di sektor pertanian.
"Kedepannya akan dikembangkan juga untuk peternakan. Jadi di sini bisa untuk bertani, berternak, wisata sekaligus mengedukasi masyarakat akan pentingnya regenerasi petani," katanya.
Halaman 2 dari 3
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini