Filipina Susun Rencana untuk Memulai Program Nuklir

Filipina Susun Rencana untuk Memulai Program Nuklir

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 30 Okt 2019 17:31 WIB
Ilustrasi pembangkit nuklir (Istimewa/rankred.com)
Manila - Filipina akan mempersiapkan rencana detail untuk Badan Energi Atom Internasional (IAEA) tentang bagaimana negara itu bisa memulai program nuklir. Langkah ini mendukung dorongan agar Filipina beralih ke energi nuklir, yang juga memicu kekhawatiran publik terkait keamanan.

Seperti dilansir Reuters, Rabu (30/10/2019), hal tersebut diumumkan oleh Menteri Energi Filipina, Alfonso Cusi, usai menerima laporan pengkajian IAEA untuk infrastruktur yang akan dibutuhkan Filipina untuk sebuah program nuklir.

"Kami bersiap untuk bertemu dengan IAEA bulan depan untuk membahas lebih lanjut upaya-upaya kolaborasi," ujar Cusi dalam pernyataannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Ini merupakan awal dari fase kerja baru karena kita harus mempersiapkan rencana aksi kita sekarang dan kita akan mempresentasikannya kepada mereka, kepada IAEA, dan mereka akan mengaudit kita," imbuhnya.

Departemen Energi Filipina telah mempelajari penggunaan tenaga nuklir, yang merupakan isu yang ditanggapi beragam oleh publik Filipina karena kekhawatiran keamanan. Rencana penggunaan tenaga nuklir telah dirancang perintah eksekutifnya, yang tinggal menunggu tanda tangan Presiden Rodrigo Duterte.

Rancangan perintah eksekutif itu menguraikan kebijakan nasional untuk mendukung rencana penggunaan tenaga nuklir. Diketahui bahwa Duterte pernah mengatakan bahwa keamanan akan menjadi pertimbangan utamanya dalam memutuskan apakah Filipina akan mengupayakan energi nuklir.

Cusi mengatakan bahwa Duterte 'ingin belajar lebih banyak' soal energi nuklir.

Energi nuklir dipandang sebagai jawaban potensial bagi persoalan pasokan listrik yang menipis dan tingginya tarif listrik, meskipun Cusi menyebut beberapa opsi lainnya juga tengah dipertimbangkan.

"Kita mempertimbangkan seluruh sumber energi. Kita mempelajari hidrogen. Kita haus akan energi dan kita akan menggunakan energi apapun yang akan memuaskan kebutuhan kita sekarang," sebut Cusi.


Para pendukung energi nuklir menyebut dengan biaya lebih rendah, maka tarif listrik akan menurun. Namun para penentang energi nuklir menyoroti ketergantungan pada uranium impor, biaya pembuangan limbah dan biaya decomissioning (pembersihan nuklir) yang besar, juga masalah keamanan.

Jika memutuskan untuk menggunakan energi nuklir, maka Filipina bisa membangun fasilitas baru atau merehabilitasi fasilitas yang sudah ada. Fasilitas itu ialah Pusat Pembangkit Tenaga Listrik Bataan yang dibangun tahun 1980-an lalu, namun dibatalkan operasinya karena perubahan kepemimpinan di Filipina dan bencana nuklir Chernobyl.

Cusi juga mengatakan bahwa pemerintah tengah mengkaji untuk membangun pusat-pusat pembangkit listrik modular yang berukuran lebih kecil di beberapa pulau di wilayah Filipina yang kekurangan suplai energi.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads