Suara ketikan keyboard komputer dan printer ramai kala itu di ruang guru SDN 003 Sabang Mawang. Beberapa saat kemudian, dit.. dit...dit... suara token listrik terdengar pertanda habis pulsa listrik. Kepala Sekolah SDN 003 Fatimah pun berseru agar stafnya segera mengisi token listrik tersebut.
"Dulu kami fotokopi atau print harus ke kabupaten," ucap Fatimah kepada detikcom beberapa waktu lalu di Sabang Mawang, Natuna.
Menurutnya keadaan sekolah dasar ini sudah jauh membaik setelah PLN hadir 24 jam di Kecamatan Sabang Mawang, Natuna. "Sebelumnya, saya adalah guru, banyak sekali rintangannya. Sebelum ada PLN kami pakai diesel jadi kalau ada apa-apa harus dihidupkan dulu. Alhamdulillah PLN masuk dan kita nggak pakai diesel lagi tinggal isi pulsa aja," jelasnya senang.
"Dulu kalau ditanya kenapa nggak ngerjain PR, jawabnya mereka gelap. Ada yang pakai teplok kalau yang mampu bisa pake diesel. Sekarang sudah Alhamdulillah mereka bisa belajar di manapun terang benderang. Kelihatan sekali juga dari prestasi anak dan keinginan belajar meningkat," imbuhnya.
Bukan cuma pihak sekolah yang senang, Wakil Bupati Natuna Ngesti Yuni Suprapti pun ikut senang karena gelap bukan jadi hambatan untuk anak-anak belajar.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada PLN yang pada 2019 ini bulan Agustus kemarin sudah 100 persen untuk di desa-desa. Dibantu juga PLN anak-anak kita sekolah sudah bebas dari gelap semua bisa menggunakan listrik, belajar sudah tidak ada masalah lagi," tandasnya.
![]() |
Para siswa pun bisa makin melek teknologi karena sarana internet yang makin hidup berkat PLN. "Kita akan lihat setahun, dua tahun sudah ada peningkatan luar biasa dari pendidikan namun masyarakat harus lebih bijak untuk memanfatkan listrik itu," serunya.
Sementara itu PLN membuktikan komitmennya untuk menerangi pelosok Indonesia, termasuk Natuna. Apalagi sudah ada 11 pulau di Natuna yang pasokan listriknya ditambah sehingga masa depan pendidikan di Natuna bisa lebih terang.
"Listrik PLN akan menumbuhkan semangat belajar karena PLN hadir untuk memberikan cahya penerangan di malam hari sehingga murid dari SD sampai SMA itu sudah tidak lagi kesulitan belajar di malam hari. Saat mengaji di waktu malam hari atau jelang salat subuh masih tetap ada cahaya listrik. Kami optimis dan yakin anak-anak kita akan menjadi anak yang cerdas berkualitas dan tidak ketinggalan dengan daerah lain karena semangat belajarnya, semangat mengajinya semakin meningkat. Ini menjadi modal yang kuat bagi bangsa Indonesia yang Insyaallah hadir dari pulau terluar," jelas kata Vice President Public Relation PLN Dwi Suryo Abdullah.
Detikcom bersama PLN mengadakan program Tapal Batas yang mengulas mengenai perkembangan infrastruktur listrik, perekonomian, pendidikan, pertahanan dan keamanan, hingga budaya serta pariwisata di beberapa wilayah terdepan.
Ikuti terus berita tentang ekspedisi di pulau-pulau terdepan Indonesia di tapalbatas.detik.com!
(adv/adv)