Tumpukan batu bata itu memanjang dan digunakan sebagai tanggul pembatas tambak. Batu bata yang berukuran panjang sekitar 35 cm, lebar 25 cm dan tebal 8 cm itu juga berserakan di atas tanggul pembatas tambak.
![]() |
Salah seorang warga Desa Pepe, Agung Handoko (34) mengatakan, penemuan tumpukan batu bata yang diduga peninggalan sebuah kerajaan itu sudah lama. Namun warga kurang memahami penemuan tersebut.
"Struktur batu bata yang ditemukan oleh warga ini diduga berupa sebuah bangunan di zaman kerajaan. Karena bentuk batu batanya besar-besar," kata Handoko di lokasi penemuan batu bata, Senin (28/10/2019).
Menurutnya, desa tersebut dulunya merupakan kawasan peradaban zaman kerajaan. Itu terbukti karena susunan batu bata yang ditemukan ada di beberapa tempat. Namun tidak terlihat secara jelas.
Dugaan tersebut dikuatkan dengan penemuan sebuah sumur di bawah pohon. Tepatnya sekitar 500 meter dari lokasi penemuan tumpukan batu bata itu. Sumur tersebut dibuat dengan dinding batu bata melingkar yang sudah disusun rapi.
"Dengan ditemukan tumpukan batu bata dan sumur ini serta banyak batu bata yang berserakan. Ini membuktikan bahwa diduga bekas bangunan yang berada di sini sangat luas," tambah Handoko.
Namun warga sekitar tidak berani memastikan penemuan batu bata tersebut merupakan peninggalan zaman kerajaan. Maka dari itu warga berharap pihak BPCB Jatim melakukan penelitian.
"Warga desa berharap penemuan ini segera dilakukan penelitian oleh BPCB Jatim. Agar diketahui bahwa penemuan tumpukan batu bata ini di masa kerajaan apa. Selain itu, apabila itu merupakan peninggalan sejarah warga siap untuk melestarikan," pungkas Handoko.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini