Data dari Perhutani KPH Blitar menyebutkan, lokasi yang terbakar berada di petak 13-b1 hutan lindung seluas 1,731 hektare, RPH Tembalang. Air juga menjalar di petak 38 seluas 2, 308 hektare RPH Ampelgading.
Lokasi itu masing-masing berada di BKPH Wlingi, KPH Blitar. Atau masuk lereng barat Gunung Kawi blok bawah Gunung Butak.
"Sampai hari ini laporan yang masuk perkiraan luas areal yg sudah terbakar di petak 13b-1 yang terbakar seluas 15 ha dan petak 38 seluas 13ha ," jelas Kabag Humas Perhutani KPH Blitar, Agung Budiyono dikonfirmasi detikcom, Jumat (25/10/2019).
Baca juga: Menikmati Lautan Awan di Gunung Butak |
Agung menambahkan, vegetasi yang terbakar antara lain tumbuhan bawah, kerinyu, ilalang, bambu, kayu pasang, bendo dan bulu. Kondisi saat ini, api belum bisa dipadamkan total, karena kondisi angin cukup kencang. Selain itu medan yang sulit dijangkau alat pemadam juga menjadi kendala proses pemadaman.
"Arealnya itu di lereng gunung yang sulit dan terjal. Lalu pohon kering roboh terbakar hingga terjadi pembakaran bagian bawahnya saja," ungkapnya.
Sejak Minggu (20/10/2019) tim gabungan telah berada di lokasi yang dilaporkan terbakar. Mereka terdiri dari petugas Perhutani, BPBD Kabupaten Blitar, TNI/Polri dan LMDH.
Baca juga: Berpetualang Menuju Puncak Gunung Butak |
Bupati Blitar, Rijanto usai meninjau lokasi kebakaran dari bukit Wukir Negoro, langsung mengeluarkan larangan pendakian. Karena areal Gunung Butak menjadi lokasi favorit bagi para pendaki, terutama menjelang akhir pekan.
"Mobil pemadam gak bisa menjangkau lokasi. Sekarang sudah padam, tapi sewaktu-waktu api bisa timbul lagi dari gesekan dahan kering. Makanya saat ini, semua kegiatan pendakian di Gunung Butak dan sekitarnya kami larang dulu biar semua aman," pungkasnya.
Simak juga video "Hutan di Lereng Merbabu Nyaris Gundul Gegara Terjangan Angin Kencang" :
(fat/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini