Adi juga menilai, dengan menjadi tuan rumah akan banyak keuntungan yang didapatkan Surabaya. Baik dari sisi promosi, sosial budaya maupun ekonomi.
"Ini kabar membanggakan. Oleh karena itu, DPRD Surabaya bersama Wali Kota Tri Rismaharini sepakat mengalokasikan dana perbaikan infrastruktur olahraga dan aksesibilitasnya," ujar Adi, Jumat (25/10/2019).
"Di Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun 2020 sudah disepakati, anggaran untuk menyukseskan mega event yang bakal membawa nama Surabaya semakin harum di dunia internasional tersebut," imbuhnya.
Anggaran untuk perbaikan Lapangan Stadion Gelora 10 November dan Lapangan Karang Gayam mencapai Rp 25 miliar. Dua lapangan itu bakal menjadi tempat latihan timnas dari berbagai negara yang datang ke Surabaya.
Lalu ada perbaikan akses jalan ke Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) dan perbaikan stadionnya. Masing-masing Rp 40 miliar dan Rp 30 miliar. Dalam Piala Dunia U-20 nanti, Stadion GBT akan menjadi venue pertandingan.
"Juga akan dibikin single seat untuk VIP class di Stadion GBT. Anggarannya sekitar Rp 5,5 miliar," terangnya.
Adi melanjutkan, ada banyak manfaat yang diperoleh Surabaya dari perhelatan nanti. Dari sisi ekonomi, perbaikan infrastruktur olahraga dan aksesibilitasnya bakal membuka lapangan kerja baru.
"Piala Dunia U-20 bakal menyedot kunjungan wisatawan. Termasuk, para pemain, ofisial, panitia dari FIFA, media asing dan para suporter luar negeri akan datang ke Surabaya. Tentu ini menggerakkan perekonomian karena mereka membutuhkan transportasi, makanan-minuman, oleh-oleh, dan berbagai kebutuhan ekonomi lainnya yang melibatkan pelaku ekonomi lokal Surabaya," papar Adi.
Ia menyakini dampak ekonomi di sekitar venue pertandingan dan tempat latihan yang bakal semakin ramai. Terlebih akses jalannya sudah diperbaiki.
"Oleh karena itu, Pemkot Surabaya perlu menyiapkan program pendukung untuk mengasah kewirausahaan warga di sekitar lokasi. Agar bisa menangkap momen pasar yang sangat potensial ini," lanjutnya.
Menurut Adi, Piala Dunia U-20 juga bermanfaat dalam membuka jejaring anak-anak muda Surabaya dengan dunia internasional. Menjelang dan saat pagelaran tersebut berlangsung, butuh relawan yang datang dari anak-anak muda sebagai pendukung kegiatan. FIFA dan PSSI biasanya akan melakukan rekrutmen relawan.
"Itu kesempatan emas yang tak akan didapat oleh anak-anak muda Surabaya dari jalur sekolah formal. Mereka bisa melihat bagaimana event dikelola dengan standar global. Melihat profesionalisme kelas dunia, mengasah kemampuan bahasa asing dan belajar sportivitas dari pemain sepak bola dunia. Itu bisa ikut membentuk karakter anak muda Surabaya menjadi lebih berdaya saing global," pungkas Adi.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini