Jerit Petani Sayuran di Pasuruan yang Dilanda Kekeringan

Kebun kacang panjang yang kekeringan/Foto: Muhajir Arifin

Pasuruan - Kekeringan berdampak besar bagi petani kecil di Kabupaten Pasuruan. Karena kekurangan air, mereka yang bertani sayuran gagal panen.

Seperti yang dirasakan Sateman. Ia merupakan petani sayuran di Desa Madulegi, Kecamatan Pandaan. Saluran air kecil yang ia andalkan kini kering kerontang.

Akibatnya, tanaman kacang panjang dan tomat yang sedianya bisa panen malah turut mengering. Ia pasrah dan membiarkan tanamannya mati.

"Saya biarkan saja, nggak ada air," kata Sateman meratapi kondisi ladangnya, Kamis (24/10/2019).

Sateman mengaku mengalami kerugian besar. Selain biaya bibit dan perawatan, ia harus mengeluarkan biaya pupuk.

"Biaya pupuk habis Rp 3 jutaan untuk dua ladang. Saya nggak ada uang untuk sewa pompa," terangnya.

Suyanto yang merupakan petani cabai juga mengalami hal serupa. Ribuan pohon cabai miliknya mengering dan buahnya tak maksimal.

"Saya ada dua ladang cabai, ada sekitar 1.600 pohon. Ladang pertama sudah mati semua, ini ladang kedua saya usahakan tetap panen," terangnya.

Untuk menjaga ladangnya tetap mendapatkan air, Suyanto harus menyewa pompa air. "Lumayan mahal sewa pompa, tapi gimana lagi, daripada mati semua," kata Suyanto.

Sateman dan Suyanto berharap pemerintah membangun saluran irigasi yang memadai. Sehingga tetap ada air meski kekeringan melanda.

Dengan demikian, ia dan petani lain tak dihantui gagal panen setiap tahun. "Untuk musim kemarau besok (tahun depan) bisa dipakai," kata Suyanto.