"Saya ingin buat sesuatu untuk Kota Surabaya, makanya saya ingin ini kelar," kata Risma kepada wartawan di Kantor Wali Kota Surabaya, Rabu (23/10/2019).
"Sebetulnya saya kalau nuruti pribadi saya rugi. Karena saya harus daftar apalagi harus nunggu lama. Karena Surabaya aku tinggalkan, Surabaya terus ada apa-apa aku nyesel. Karena aku sudah berdarah-darah, tanganku patah, tendonku putus dan sering jatuh di lapangan," imbuhnya.
Di akhir masa jabatannya, Risma bermimpi ingin menuntaskan program permakanan untuk warga Surabaya yang kurang mampu. Meski tidak tercapai 100 persen.
"Saya ingin selesaikan yang pokok dulu. Kemudian pokok kebutuhan masyarakat, misalkan makan bisa saya jamin lah meski tidak 100 persen. Ya 99 persen lah harus bisa makan. Makanya ada permakanan. Selain itu kita juga beri makan anak yatim yang kurang lebih enam ribu. Kita sudah beri beras, susu, gula di rumah yatim," lanjut Risma.
Selain itu, Risma juga mengaku telah menyelesaikan tuntutan warga terkait masalah banjir. Di tangan Risma, Sungai Kalimas juga telah menjadi wisata alternatif bagi warga Surabaya.
"Warga dulu menuntut banjir wilayahnya, saya cek sudah tidak ada banjir lagi. Nah jadinya pokok itu sudah hampir selesai. Kemarin ngomong saya hidupkan Kalimas," ungkap Risma.
Selain itu, Risma juga ingin mewujudkan mimpinya di sektor pariwisata dan ruang publik. Seperti cable car dan alun-alun bawah tanah.
"Kenapa? Karena akan digunakan oleh publik. Kalau digunakan untuk komersial itu sering di mana-dimana. Tapi ini ruang bawah tanah yang digunakan untuk publik, karena saya tidak mau gunakan untuk apa," papar Risma.
Risma mencontohkan, di balai kota selalu penuh orang berwisata setiap akhir pekan. Maka dari itu, Risma berkeinginan untuk membuat lebih banyak ruang terbuka publik.
"Saya harus membuat ruang-ruang sebanyaknya, karena yang datang bukan hanya warga Surabaya, tapi dari Gresik, Sidoarjo, Mojokerto," pungkas Risma.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini