Warga sudah sangat resah dan mengalami kerugian dengan turunnya hama tersebut. Babi merusak lahan pertanian, tanaman palawija seperti talas dan singkong. Luas lahan pertanian yang rusak akibat kawanan babi hutan diperkirakan mencapai 30 hektar.
"Warga sudah resah, kami dari desa gotong royong bersama kepala dusun dan masyarakat memasang pagar kawat duri di kaki Gunung Madati. Target sepanjang 3 kilo," ujar Kaur Ekbang Anda Lesmana saat dihubungi, Rabu (16/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemasangan kawat berduri itu berasal dari dana desa anggarannya sebesar Rp 27 juta. Pagar dipasang selama 1 minggu dilakukan bertahap, tahap awal 500 meter, dilanjut 700 meter. Saat ini baru terpasang 1,2 kilometer. Tinggi pagar kawat ini 1,5 meter menggunakan tiang besi.
"Pemagaran ini akan terus dilakukan sampai 3 kilometer. Sisanya sekitar 1,8 kilometer lagi," ucap Anda.
![]() |
"Kemungkinan babi turun itu, karena makanan di gunung berkurang karena musim kemarau. Atau mungkin juga karena populasinya yang meningkat," kata Anda.
![]() |
"Kalau kemarau itu makanan berkurang seperti cacing dam 'beuti-beutian'. Turun itu bisa mencari makan atau populasi meningkat. Babi itu tidak dilindungi silakan saja warga menangkap," ucap Warid. (tro/tro)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini