Hujan abu tipis antara lain melanda Desa Tlogolele dan Desa Klakah, Kecamatan Selo. Sedangkan di Desa Tlogolele hujan abu melanda wilayah Dukuh Stabelan.
"Ya, untuk saat ini hujan abu tipis, sangat tipis sekali (di Dukuh Stabelan)," kata Kepala Dusun Stabelan, Maryanto saat dihubungi detikcom, Senin (14/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Maryanto, pasca awan panas letusan yang terjadi sekitar pukul 16.31 WIB tadi, ada dua titik api di kawasan puncak Gunung Merapi. Titip api tersebut di bawah Pasar Bubrah (kawasan dibawah puncak Merapi) dan di sisi utara Gunung Merapi.
Belum diketahui pasti, penyebab adanya titik api tersebut. Namun, Maryanto menduga itu akibat terjadinya awan panas letusan sore tadi.
"Warga masih aman, sekarang di jalan menyaksikan ada dua titik api di bawah Pasar Bubrah dan juga disebelah utara Gunung Merapi, karena dari atas kami mengindikasikan itu tadi bekas dari luncuran erupsi yang tadi," kata Maryanto.
Dukuh Stabelan merupakan dukuh yang paling atas di Desa Tlogolele. Dukuh tersebut hanya berjarak sekitar 3,5 kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Diwawancara terpisah, Kepala Desa Klakah, Kecamatan Selo, Marwoto, menginformasikan hujan abu tipis juga melanda wilayah desanya. Yaitu terjadi di Dukuh Klakah Duwur.
"Klakah (hujan) abu tipis mulai turun," katanya.
Hujan abu tipis itu tidak berdampak pada kegiatan masyarakat setempat. Warga tetap beraktivitas normal.
"Ya masih aman terkendali, giat masyarakat seperti biasa," jelasnya.
Awan panas letusan di Gunung Merapi terjadi pukul 16.31 WIB. Awan panas tersebut berlangsung sekitar 270 detik. Berdasarkan seismogram diketahui amplitudonya 75 mm dengan arah angin tertiup ke barat daya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini