Salah seorang pengungsi Rukhani mengatakan, ia bersama seluruh anggota keluarganya memilih menenangkan diri di rumah keluarga besarnya di Trenggalek. Hal ini dilakukan karena ia masih mengalami trauma atas kerusuhan yang terjadi di Wamena pada Senin (23/9).
Bahkan, Rukhani mengaku sempat menjadi korban penganiayaan hingga mengalami luka di beberapa bagian tubuhnya. "Saya pulang gelombang pertama, sekarang masih trauma. Kalau sakitnya sudah mulai membaik," kata Rukhani, Sabtu (12/10/2019).
Meskipun sempat menjadi korban kerusuhan, Rukhani mengaku masih ingin kembali ke Wamena. Sebab ia telah menjadi warga Wamena dan seluruh asetnya berada di sana.
"Kalau kembali ya pasti ingin kembali, karena semua ada di sana. Hanya saja menunggu kondisi keamanan dan lingkungan pulih dulu. Sekarang masih 90 persen," ujarnya.
Terkait pendidikan anak-anaknya, untuk sementara dititipkan di salah satu sekolah di Trenggalek. Sehingga tidak ketinggalan pelajaran. Hal serupa juga dilakukan oleh beberapa pengungsi lainnya.
"Harapan kami, pemerintah daerah memberikan pendampingan dan bantuan untuk warga yang menjadi korban kerusuhan," kata Rukhani.
Di sisi lain kepolisian Trenggalek mengumpulkan puluhan pengungsi Wamena di Trenggalek. Polisi memberikan motivasi dan penguatan mental para pengungsi agar kuat dalam menghadapi cobaan tersebut dan bisa segera kembali bangkit.
"Kami ingin memberikan penguatan kepada mereka. Ini tadi yang kami kumpulkan ada 9 kepala keluarga terdiri dari 24 jiwa," kata Kapolres Trenggalek, AKBP Jean Calvijn Simanjuntak.
Pihaknya mengaku ngobrol bareng dan mendengarkan harapan serta keluh kesah para pengungsi. Dengan harapan bisa mengurangi beban mental dan traumatik yang dialami.
"Kami bersinergi dengan pemerintah daerah untuk membantu para korban ini. Kemarin saat mereka tiba di Trenggalek, pemerintah daerah telah memberikan layanan pertama dengan pemeriksaan kesehatan," ujarnya.
Calvijn mengaku proses pendampingan akan dilakukan termasuk melakukan trauma healing kepada para korban. Sehingga bisa segera bangkit dan siap menjalani kehidupan seperti sedia kala.
"Kemudian tadi sempat gali informasi juga, ada beberapa anak yang sekolahnya dititipkan di Trenggalek sementara waktu. Namun ada juga yang memang akan pindah di Trenggalek maupun Tulungagung," ujarnya.
Menurutnya hingga saat ini masih ada beberapa gelombang pengungsi Wamena yang hendak menenangkan diri dengan pulang ke Trenggalek. "Tadi malam ada tujuh orang dari gelombang kelima dan besok gelombang enam masih ada lagi. Ini masih berkelanjutan," pungkasnya.
Halaman 2 dari 3
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini