Surabaya -
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berbicara soal
semburan minyak dan air di pekarangan rumah warga, Jalan Kutisari Indah Utara III No 19. Menurutnya, berdasarkan hasil kajian dari tim geologi, lokasi semburan merupakan bekas sumur pengeboran minyak dan gas zaman Belanda.
Menurut Risma, semburan minyak seperti itu sudah pernah terjadi di Surabaya. Namun hanya berlangsung selama 10 hari.
Sedangkan semburan minyak dan air yang ada di pekarangan rumah warga Jalan Kutisari Indah Utara III No 19 sudah berlangsung selama 15 hari. Terhitung sejak Senin (23/9).
"Sebetulnya beberapa tahun lalu sudah pernah terjadi dan 10 hari itu berhenti. Nanti kita lihat, kenapa kok terus keluar. Nanti kalau 10 hari berhenti kita keburu ngundang orang. Nanti kita lihat perkembangannya," kata Risma di kediaman wali kota, Jalan Sedap Malam, Selasa (8/10/2019).
Menurut Risma, pemkot tidak akan buru-buru mengundang pihak Kementerian ESDM untuk menyelesaikan persoalan semburan tersebut. Saat ini pemkot masih menunggu perkembangan lebih lanjut.
"Nanti kita lihat perkembangannya," terang Risma.
Risma menambahkan, berdasarkan hasil kajian yang dilakukan ahli geologi, lokasi semburan merupakan bekas sumur pengeboran minyak dan gas zaman Belanda. Bahkan di beberapa wilayah di Surabaya juga banyak ditemukan bekas sumur serupa.
"Itu dulu sumur zaman belanda dan itu masih banyak di Surabaya. Wonokromo itu penuh," paparnya.
"Sebetulnya kalau mau, Surabaya ini kaya, cuman kan masalahnya sudah padat (permukiman) penduduk. Ini (Surabaya) sebetulnya banyak minyaknya," imbuh Risma.
Hal tersebut bisa dibuktikan, lanjut Risma, ketika menanam tanaman di Surabaya terbilang sulit tumbuh dan berkembang ketimbang di daerah lain. Namun karena dibantu dengan pupuk, vitamin dan lain-lain, maka tanaman tersebut akhirnya tumbuh juga.
"Di daerah lain ditanam begitu saja bisa tumbuh. Karena di Surabaya ini bawahnya (tanah) macam-macam," pungkas Risma.
Semburan minyak dan air tersebut mulai muncul dan diketahui warga pada Senin (23/9) sekitar pukul 13.00 WIB. Pada hari pertama, material yang disemburkan berupa lumpur. Namun pada hari berikutnya semburan tersebut lebih banyak mengeluarkan minyak bercampur air. Sedangkan saat ini, kadar minyaknya diperkirakan hanya tinggal sekitar 5 persen.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini