"Ya, alhamdulillah akhirnya padam. Pendakian masih ditutup sampai batas waktu yang belum ditentukan," kata Kasubag TU Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb), Johan Setyawan, ditemui di kantor BTNGMb Boyolali, Senin (7/10/2019).
Menurut dia, kebakaran hutan Gunung Merbabu padam setelah di wilayah Kecamatan Selo, Boyolali, diguyur hujan beberapa hari lalu. Meski tidak lama, hujan berhasil memadamkan sisa-sisa api yang masih menyala di kawasan Taman Nasional wilayah Selo tersebut.
Titik api terakhir di wilayah Selo berada di jurang yang sulit dijangkau dan akhirnya padam setelah terkena hujan. Namun petugas masih terus melakukan pemantauan untuk mengantisipasi munculnya titik api lagi.
Johan mengatakan kebakaran hutan di TNGMb yang terjadi sekitar sekitar pertengahan September 2019 menghanguskan sekitar 650 hektare lahan dari luas total Taman Nasional Gunung Merbabu 5.800-an hektare. Kawasan yang terbakar dari zona inti, zona rimba, dan zona rehabilitasi.
Zona inti, yang berupa savana dan di kawasan puncak, merupakan kawasan yang paling parah terbakar. Seluruh kawasan puncak dengan vegetasi alang-alang, termasuk tanaman bunga edelweis, terbakar. Kawasan puncak Gunung Merbabu pun terlihat menghitam bekas terbakar.
Terkait dengan aktivitas pendakian, Johan menyatakan masih ditutup meski kebakaran sudah padam. Penutupan aktivitas pendakian sampai batas waktu yang belum ditentukan.
"Sekalian untuk pemulihan ekosistem. Paling tidak di lahan yang bekas terbakar biar tumbuh rumputnya dululah," tandasnya.
Selain itu, penutupan jalur ini sekaligus akan digunakan untuk perbaikan jalur yang rusak akibat kebakaran hutan, sehingga nantinya tidak membahayakan pendaki.
Aktivitas pendakian di Gunung Merbabu ditutup sementara sejak 12 September 2019. BTNGMb menutup sementara seluruh jalur pendakian menyusul kebakaran di lereng gunung di Jawa Tengah tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Simak juga video "Kebakaran Gunung Merbabu Juga Hanguskan Kawasan Edelweis" :
(mbr/mbr)