.webp)
Trauma seperti itu dialami Hanifah, ibu rumah tangga yang memilih pulang ke Ambulu, Jember. Dia ikut rombongan perantau yang pulang ke Jawa Timur dengan pesawat Hercules A-1336 ke Lanud Abdulrachman Saleh.
"Naik Hercules ingin pulang dan tinggalkan Papua. Kalau untuk kembali sepertinya tidak, karena kami masih trauma," kata Hanifah saat ditemui detikcom di Lanud Abdulrachman Saleh, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Kamis (3/10/2019) sore.
Hanifah mengaku sudah 10 tahun tinggal di Wamena. Di sana, dia bersama suami, putri dan anggota keluarga lainnya.
Ia bersyukur bisa selamat dari kerusuhan yang terjadi pada Senin (23/9). Terlebih karena warga perantauan yang tinggal berdekatan dengan rumahnya ikut menjadi korban.
"Semua habis dibakar, beruntung kami semua bisa selamat setelah dapat melarikan diri ke tempat aman. Banyak tetangga kami yang menjadi korban," ujarnya didampingi suami.
Trauma juga dirasakan Rohmah (45)/ Warga asal Sampang, Madura itu tak menginginkan kembali ke Papua.
Sama halnya dengan Hanifah, ibu empat anak tersebut mengaku semua harta bendanya hangus setelah rumahnya dibakar. Ia bersyukur, bisa selamat dari kejadian itu.
"Kami semua selamat, tapi rumah dan barang-barang sudah habis terbakar," terang Rohmah ditemui terpisah.
Sebanyak 102 pengungsi Wamena asal Jawa Timur kembali tiba di Lanud Abdulrachman Saleh. Di mana 14 di antaranya merupakan anak-anak.
Ini merupakan rombongan kedua. Karena Rabu (2/10), sebanyak 120 pengungsi tiba dengan pesawat Hercules milik TNI AU. Pengungsi yang datang tampak dalam kondisi kelelahan.
Anggota Polwan dari Polres Malang yang sebelum menunggu kedatangan warga perantauan itu langsung membantu mereka untuk mendapatkan tempat istirahat sementara, setelah mereka turun dari pesawat Hercules.
Simak Video "Puluhan Warga Eksodus dari Wamena Tiba di Bali"
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
