Keraton Yogya Tak Beri Izin Muslim United di Masjid Gedhe, Ini Kata Panitia

Keraton Yogya Tak Beri Izin Muslim United di Masjid Gedhe, Ini Kata Panitia

Usman Hadi - detikNews
Rabu, 02 Okt 2019 19:42 WIB
Ketua Panitia Muslim United 2019, Nanang Syaifurozi, Rabu (2/10/2019). (Foto: dok. pribadi)
Sleman - Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat tak memberikan izin penggunaan KgD Masjid Gedhe Keraton (Kauman), Ndalem Pengulon, dan Alun-alun Utara sisi barat untuk kegiatan Muslim United. Apa respons panitia acara terkait keputusan itu?

Ketua Panitia Muslim United 2019, Nanang Syaifurozi, mengatakan pihaknya sudah menerima surat yang dikeluarkannya pihak Keraton Yogya. Surat itu berisi keputusan pihak Keraton yang belum dapat memberikan izin penggunaan Masjid Gedhe Kauman.

"Sudah... sudah...," kata Nanang menjawab pertanyaan apakah pihak panitia Muslim United sudah menerima surat yang ditandatangani Pengageng Kawedanan Hageng Panitrapura Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, GKR Condrokirono.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal itu disampaikan Nanang saat ditemui detikcom di kediamannya di Condongcatur, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu (2/10/2019).


Nanang menjelaskan Muslim United 2019 merupakan acara kedua setelah acara pertama tahun lalu. Untuk tahun ini, katanya, pihaknya telah mempersiapkan keperluan acara jauh-jauh hari, termasuk mengajukan peminjaman Alun-alun Utara.

Sebenarnya pihak panitia mengajukan permohonan penggunaan Alun-alun Utara Kota Yogyakarta untuk 4-6 Oktober 2019. Namun, karena pada tanggal tersebut ada kegiatan di sana, acara Muslim United diundur menjadi 11-13 Oktober.

"Jadi waktu itu (penggunaan Alun-alun Utara tanggal 11-13 Oktober 2019) sudah mendapatkan izin dari Gusti Hadi (KGPH Hadiwinoto), beliau mengeluarkan suratnya, nggak ada masalah. Terus kami lanjut semuanya nih, paralel," tutur Nanang.



Keraton Yogya Tak Beri Izin Muslim United di Masjid Kauman, Ini Kata PanitiaKeraton Yogyakarta tak mengizinkan acara Muslim United memakai Masjid Gedhe Kauman, Rabu (2/10/2019). (Foto: dok. Istimewa)

"Kemudian muncul surat dari Gusti Condrokirono yang itu malah secara keseluruhan, bahkan Masjid Gedhe pun tidak boleh digunakan," sambungnya.

Untuk sementara ini Nanang tak ingin tergesa-gesa menanggapi surat dari Kawedanan Hageng Panitrapura itu.

"Jadi kami posisi wait and see, gitu. Kami tidak mau bikin sesuatu pernyataan yang terus menentang atau bagaimana, ndak," ujarnya.


Panitia Muslim United 2019 akan bertabayun terhadap pihak Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Hal itu dilakukan setelah permohonan izin penggunaan Masjid Gedhe Keraton (Kauman) untuk kegiatan Muslim United 2019 tak dikabulkan.

"Kami sudah mengajukan untuk ketemu dengan beliau (Pengageng Kawedanan Hageng Panitrapura, GKR Condrokirono), dengan pihak Keraton. Kami akan sowan nanti," kata Nanang, Rabu (2/10/2019).

Nanang memperkirakan proses tabayun antara panitia Muslim United 2019 dan pihak Keraton Yogyakarta tak bisa dilakukan dalam waktu dekat. Sebab, GKR Condrokirono dan sejumlah kerabat Keraton Yogyakarta masih berada di Jakarta.

"Karena beliau (kerabat Keraton, termasuk GKR Condrokirono) masih pada di Jakarta, insyaallah nanti tanggal 5 Oktober. Tanggal 4 Oktober baru ke Yogya, insyaallah semoga dimudahkan untuk ketemu tanggal 5 Oktober," sebutnya.




Sebelum tabayun dengan pihak Keraton, kata Nanang, pihak panitia belum bisa menentukan sikap setelah tak diberi izin.

"Karena kami perlu klarifikasi juga dari mereka (pihak Keraton Yogyakarta) secara langsung, bagaimana, alasan-alasannya apa, pertimbangannya bagaimana. Kami mungkin bisa diskusi tarik ulurnya sampai sebatas mana," sambung Nanang.

Nanang menegaskan kegiatan Muslim United 2019 tak membawa misi atau agenda politik tertentu. Melalui ajang tersebut, pihaknya hanya ingin di antara umat Islam bisa berkumpul dalam sebuah kegiatan yang merekatkan umat.

"Tidak ada agenda politik, nggak ada agenda (tertentu). Ini ngomongin ukhuwah saja, jadi kita bersaudara. Islam kan berbeda-beda, ada mazhab ini, mazhab ini. Orang awam kadang-kadang menganggapnya itu permusuhan, padahal tidak," tutupnya.
Halaman 2 dari 2
(ush/rih)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads