Nurhuda mengakui sejak anak-anak menyukai hewan reptil. Hingga dewasa pun kini kegemaran memelihara hewan-hewan tersebut masih dilakukan. Apalagi saat ini hewan reptil sudah jarang dijumpai di alam bebas. Hingga kini dia memiliki ratusan ular dari berbagi jenis reptil.
Di antaranya, Tiger Sunfire, Cobra, Green insuularis, LS (lanang sapi), King koros, Ular kopi, Water bandet, Cincin mas, Biawak(salvaranus), Salvaranus jawa baby, Salvaranus melinus, Tegu, Tokek dan Gecko.
Selain itu ular colubrid hingga ular retic atau biasa disebut sanca batik. Untuk yang colubrid ada yang jenis cincin perak, cincin emas, ular lanang sapi dan ular king koros. Sedangkan untuk yang retic ada yang tiger, motley, dan sunfire.
"Awalnya sekedar hobi dengan hewan reptil terutama ular. Kemudian memelihara. Ternyata banyak masyarakat yang membeli," kata Nurhuda kepada detikcom di rumahnya, Selasa (/10/2019).
![]() |
Awal mula tertarik dengan ular tersebut karena melihat beragam motif kulitnya yang berbeda satu sama lain. Sehingga makin penasaran untuk memiliki dan memelihara hewan tersebut.
"Reptil yang menarik dan paling banyak pembelinya jenis ular. Karena motifnya sangat bagus. Apalagi jenis ular sendiri juga banyak jadi makin penasaran untuk memelihara," tambah Nurhuda.
"Selain dijualbelikan, saya juga melepasliarkan ular-ular tersebut. Karena sebagian hewan reptil tersebut sekarang hampir punah," terangnya.
Sementara harga yang ditawarkan untuk ular tersebut bervariasi. Tergantung dari jenis, motif dan warnanya. Paling murah harganya Rp 150 ribu. Dan yang paling mahal Rp 1,5 juta dan itu harga standar. Jika harga ular mahal itu dinilai dari warna dan motifnya yang langka.
"Reptil ini kami jual secara offline juga online, rata-rata pembeli berasal dari Yogyakarta, Cianjur, Jakarta, Surabaya hingga luar Jawa. Dan alhamdulillah dari usaha ini bisa meraup untung sekitar Rp 5 hingga Rp 7 juta per bulannya," tandasnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini