Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius mengaku belum melihat detail kasus itu. Dia berharap publik tidak langsung menjustifikasi institusi asal Abdul Basith atas dugaan dalam penangkapannya.
"Jangan sampai tercemarkan gara-gara nila setitik rusak susu sebelanga gitu. Kan kita harus lihat itu secara ariflah ya. Berikan kesempatan kepada aparat untuk mendalami masalah itu ya," kata Suhardi di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Senin (30/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu Suhardi berharap publik juga memberikan kesempatan ke polisi untuk melakukan penyelidikan. Dari sisi BNPT, Suhardi belum dapat memastikan apakah dosen itu berpaham radikalisme atau tidak.
"Semua institusi bisa saja ada oknumnya ya kan. Berikan kesempatan kepada aparat untuk melakukan penyelidikan dulu," ujar Suhardi.
Abdul Basith merupakan 1 dari 6 orang yang ditangkap polisi karena diduga akan menyusup saat berlangsungnya aksi Mujahid 212 di Jakarta pada Sabtu, 28 Agustus kemarin. Polisi menyebut Abdul Basith berperan menyiapkan bom molotov untuk merusuh dalam kegiatan tersebut.
"Perannya yang bersangkutan menyimpan 28 molotov untuk mendompleng demo Mujahid 212 dengan melakukan pembakaran-pembakaran di Jakarta," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono kepada detikcom, Senin (30/9/2019).
(eva/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini