"Kami bersama tim bertolak ke Wamena bersama Danlanud Silas Papare Jayapura," kata Nasrul yang dilansir dari Antara (29/8/2019).
Di Wamena, Nasrul bersama tim diagendakan bertemu dengan perantau Minang yang masih berada di tenda-tenda pengungsian, untuk memastikan kondisi mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah kita data, nanti kita akan berkoordinasi dengan semua pihak di Sumbar, Papua, dan pusat kalau memungkinkan, untuk mencarikan solusi terbaik bagi para perantau," ucapnya.
Sebelumnya Nasrul Abit bersama tim mengunjungi perantau di Sentani, Jayapura. Informasi sementara yang berhasil dikumpulkan, tidak semua perantau yang ingin balik ke kampung halaman. Sebagian tetap ingin bertahan dan membuka usaha yang baru di Papua.
"Kita sudah minta agar semua yang di Sentani di data, berapa yang ingin pulang dan berapa yang ingin bertahan. Mereka yang bertahan juga butuh bantuan, karena modal tidak lagi ada," terangnya.
Terkait perantau di Wamena, Nasrul mengatakan telah berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Jayapura, Wakapolda, dan Danrem 172/Praja Wira Yakthi.
"TNI bersedia membantu mengevakuasi perantau Minang dari Wamena ke Jayapura. Kita sangat apresiasi ini," katanya.
Sebelumnya, 10 orang perantau Minang meninggal dalam kerusuhan di Wamena, Senin (23/9). Delapan jenazah dipulangkan ke kampung halaman dan dua jenazah dimakamkan di Papua.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini