Sejumlah mahasiswa dan pelajar di Kota Bandung kembali turun ke jalan untuk menyuarakan beberapa tuntutannya. Aksi juga digelar sebagai bentuk solidaritas atas tewasnya dua mahasiswa di Kendari, Sulawesi Utara.
Pantauan di lapangan, Jumat (27/9/2019) sekitar pukul 16.00 WIB, ratusan massa mulai menggelar aksi di depan Gedung Sate, Kota Bandung. Sejumlah poster berisikan berbagai tuntutan mereka bawa dalam aksinya tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain para mahasiswa aksi ini juga diikuti oleh pelajar. Mereka datang untuk memberi dukungan moril kepada mahasiswa yang sudah sejak Senin (23/9/2019) lalu menggelar aksi demonstrasi menuntut dibatalkannya UU KPK dan RUU KUHP yang dinilai penuh pasal kontroversi.
Dengan penuh semangat para peserta aksi terus berteriak dan menggelar orasi. Kepulan asap hitam dari ban yang terbakar juga turut menghiasi jalannya aksi yang mendapat pengawalan dari aparat kepolisian.
"Kami sangat mengutuk represif aparat," ucap Hidayah Qolbi yang mengaku sebagai juru bicara dari Forum Mahasiswa Indonesia khusus Jawa Barat di sela aksinya.
![]() |
"Ada Dandhy Laksono dan kawan-kawan yang juga menjadi inisiator pendanaan secara independen Andanda Badudu juga ditangkap dengan alasan tidak jelas. Ini sudah kriminalisasi bahkan juga ini mengancam demokrasi untuk menangkap wartawan-wartawan yang ingin mengeluarkan kebenaran di negeri ini," katanya.
Dalam kesempatan itu, dia menegaskan aksi turun ke jalan ini tetap menyuarakan penolakan pengesahan RUU bermasalah. Seperti UU KPK dan RUU KUHP yang penuh dengan kontroversi.
"Kami konsisten mengawal RUU yang katanya bagi kita itu bohong karena beberapa poin paling penting salah satunya adalah kita bahwa hari ini reformasi di korupsi. Salah satu pasal di RUU KUHP adalah penghinaan presiden dan pelemahan KPK," ucapnya.
![]() |
Dia juga meminta agar Gubernur Jabar Ridwan Kamil untuk ikut serta dalam menyuarakan berbagai tuntutan ini. Massa aksi meminta gubernur untuk menyampaikan aspirasi ini kepada presiden.
"Bahwasannya tolong bawakan aspirasi ini. Karena gubernur sifatnya koordinatif kepada pemerintah pusat. Dia adalah orang yang ditaruh untuk bisa memfasilitasi, mewadahi aspirasi rakyat. Untuk itu Ridwan Kamil sebagai Gubernur Jabar harus bisa mendorong aspirasi ini berperan di tataran pusat sana jangan hanya fokus ke media sosial," ujarnya.
Selain itu massa juga meminta tanggapan polisi terkait dugaan penembakan yang menewaskan mahasiswa di Kendari.
"Saya turut belasungkawa atas peristiwa tersebut. Hingga saat ini, kami yang di Bandung belum tahu secara jelas peristiwa di Kendari," ujar Kapolrestabes Bandung Kombes Irman Sugema.
Sementara itu perwakilan dari Kesbangpol Jawa Barat mengatakan bahwa Ridwan Kamil tengah ada agenda di Pangandaran. Namun, massa terus mendesak agar Ridwan Kamil hadir melakukan mediasi.
"Kami akan tetap menunggu di sini sampai Ridwan Kamil kembali. Kami berjanji akan tertib," seru koordinator aksi.
Meski diimbau untuk membubarkan diri sebelum pukul 18.00 WIB, hingga saat ini massa masih berkumpul di depan Gedung Sate. Aksi yang diikuti oleh ratusan mahasiswa dan pelajar mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian. Aksi itu juga membuat Jalan Diponegoro ditutup untuk sementara waktu.
Simak juga video "Mahasiswa Ciamis Gelar Mimbar Bebas dan Doa Bersama":
(mso/tro)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini