Panitia Jelaskan Alasan Ubah Nama Aksi Parade Tauhid Jadi Aksi Mujahid 212

Panitia Jelaskan Alasan Ubah Nama Aksi Parade Tauhid Jadi Aksi Mujahid 212

Zunita Putri - detikNews
Jumat, 27 Sep 2019 17:42 WIB
Foto: Screenshot video Ustaz Edy Mulyadi/dok.istimewa
Jakarta - Massa Aksi Mujahid 212 Selamatkan NKRI akan menggelar aksi di Istana Negara, Jakarta Pusat, pada Sabtu (28/9). Aksi yang akan menyuarakan sejumlah protes terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini awalnya dinamai Parade Tauhid Indonesia 2019. Apa alasan panitia ganti nama?

"Kenapa ada perubahan ini? Ini untuk menyikapi perkembangan yang terjadi. Kami ingin kabarkan kepada seluruh rakyat Indonesia bahwa umat Islam ikut dalam arus perubahan, dan kami ingin memberikan kontribusi maksimal untuk perubahan bagi Indonesia yang lebih baik, bagi NKRI yang berdaulat, bagi NKRI yang kokoh dan bermartabat, bagi NKRI yang menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia," ujar Ketua Panitia Aksi Mujahid 212 Edy Mulyadi melalui tayangan video yang dilihat, Jumat (27/9/2019).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain mengubah nama aksi, Edy menjelaskan adanya perubahan titik kumpul dan rute aksi. Sedianya mereka berkumpul di Jalan Asia Afrika, Jakarta Pusat, pukul 06.00 WIB, tapi diganti menjadi di Bundaran HI pada pukul 08.00 WIB. Dari Bundaran HI mereka akan bergerak menuju Istana Negara.

"Kami bergerak dari Bundaran HI, menuju Istana Negara," ucapnya.



Edy mengatakan ada sejumlah hal yang mendasari aksi ini. Pertama, aksi mahasiswa, menurutnya, masih dihadapi aparat dengan sikap represif. Dia menyesalkan timbulnya korban luka, meninggal, bahkan hilang.

"Kedua, munculnya aksi para pelajar sebagai sebuah fenomena yang sebelumnya tidak pernah terjadi dalam eskalasi politik di negeri ini. Aksi yang berlangsung spontan dan tanpa komando. Yang jelas, ini pun berakhir ricuh dan diamankannya ratusan pelajar oleh pihak aparat," ujarnya.

Ustaz Edy Mulyadi (bergamis putih dan berkacamata) Ustaz Edy Mulyadi (bergamis putih dan berpeci putih) (Foto: dok. Istimewa)

Ketiga, lanjut Edy, kerusuhan di Wamena, Papua, dengan korban puluhan jiwa dan eksodus warga pendatang keluar dari wilayah tersebut juga akan disuarakan.

Keempat, bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) juga akan mereka suarakan. Mereka menyesalkan karhutla tidak cepat ditangani pemerintah, sehingga menyebabkan ratusan ribu warga terdampak asap pekat dan menderita penyakit hingga timbul korban jiwa.



Dia mengimbau seluruh rakyat Indonesia hadir dalam acara yang akan digelar pada Sabtu (28/9) besok. Edy mengimbau warga yang datang membawa bendera Merah-Putih dan bendera Ar-Rayah dan Al-Liwa.

"Jadi, kepada seluruh umat Islam dan rakyat Indonesia semuanya, saya mengimbau untuk hadir, ikuti, jadilah bagian dari perubahan kebangkitan Indonesia tercinta. Hadir pada aksi Mujahid 212 Selamatkan NKRI. Bawa bendera Merah-Putih sebanyak-banyaknya. Dan silakan juga bawa Ar-Rayah dan Al-Liwa bendera tauhid, bendera Rasulullah," pungkasnya.
Halaman 2 dari 2
(zap/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads