Beragam kesenian khas Banyuwangi ditampilkan sebagai ungkapan selamat datang kepada pembalap dari 23 negara tersebut. Satu per satu pembalap ITDBI dari 19 tim naik ke atas panggung untuk diperkenalkan kepada ribuan warga yang hadir. Mereka melambaikan tangan seraya menyapa warga dengan semangat.
Kesenian seperti Jaran Buto, Kebo-keboan, dan berbagai tari khas ditampilkan. Kemudian dilanjutkan tabuhan rebana yang menandai secara resmi peluncuran ajang balap sepeda kedelapan itu.
Baca juga: 850 Personel Polisi Siap Amankan ITdBI 2019 |
Dalam sambutannya, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, TdBI adalah salah satu event yang dinanti warga. Rakyat Banyuwangi merasa mendapat kehormatan dan siap menjamu kehadiran atlet internasional.
"TdBI telah menjadi momen bagi warga untuk saling gotong-royong menyiapkan event internasional ini. Semua warga ikut berpartisipasi menyiapkan agar jalur yang dilalui pembalap aman dilewati. Bersinergi dengan kepolisian, TNI, juga organisasi masyarakat untuk mendukung kesuksesan acara ini," kata Bupati Anas," Rabu (25/9) malam.
"Selamat bertanding hingga empat hari de depan. Selamat berkompetisi sembari menyusuri keindahan Banyuwangi," kata Anas kepada para pembalap.
Kemeriahan penyambutan ini mendapat respons dari Peter Tomlinson, salah satu Commisaire (juri) dari federasi balap sepeda internasional (UCI) asal Australia. "Saya sangat senang berada di sini. Saya melihat panitia penyelenggara menyiapkan event ini dengan baik. Kami senang dengan penyambutan ini," kata Peter.
Hal yang sama juga diungkapkan Wakil ketua PB ISSI Beni Subagia. Kemeriahan sambutan di Banyuwangi ini mengingatkan Beni akan opening ceremony Tour de France.
"Terima kasih Banyuwangi yang terus menggelar dan mendukung perkembangan olahraga sepeda di Indonesia," ujarnya.
Pembukaan TdBI juga dihadiri Staf Ahli Menteri Pariwisata Bidang Multikultura, Esti Reko Astuti. Menurut Esti, TdBI yang masuk dalam calendar of event Wonderful Indonesia dinilai sudah memenuhi tiga aspek standar event nasional. Pertama ITdBI merupakan sebuah even creative yang bukan hanya olahraga, tapi juga berisi seni dan budaya.
"Opening Ceremony sangat apik. Begitu banyak kesenian yang dimunculkan untuk mengenalkan keragaman budaya Indonesia kepada pembalap internasional ini," kata Esti.
Kedua, TdBI juga memiliki dampak komersial yang luar biasa. Selama empat hari even berlangsung banyak bidang usaha yang ikut menikmati limpahan rezeki.
"Dan ketiga adalah konsistensi. TdBI sendiri telah digelar sejak 2012 dan selalu ada peningkatan dalam penyelenggaraannya," kata Esti.
TDBI 2019 akan dilaksanakan selama empat hari, 25-28 September 2019 di mana pembalap akan menempuh empat etape dengan total lintasan 520,6 KM. Mereka akan melewati keindahan lansekap Banyuwangi, mulai dari Taman Nasional Alas Purwo hingga melewati rute mendaki ke Gunung Ijen.
Belasan tim peserta ITdBI 2019 yakni Team UKYO (Jepang), KINAN Cycling Team (Jepang), Taiyuan Miogee Cycling Team (Tiongkok), St George Continental Cycling Team (Australia), Team Sapura Cycling (Malaysia), Go For Gold (Filipina), Global Cycling (Filipina), Sepahan Cycling Team (Iran), Terengganu Inc. TSG Cycling Team (Malaysia), Omidnia Mashhad Team (Iran), Qinghai Tianyoude Cycling Team (Tiongkok), Aisan Racing Team (Jepang), Nex Cycling Team (Singapura), Tim nasional Malaysia, Tim nasional Indonesia, BRCC Banyuwangi, PGN Road Cycling Team, KGB Jakarta, KFC Cycling Team.
Halaman 2 dari 3
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini