Aparat di Papua Diwanti-wanti Momentum Sidang Umum PBB

Round-Up

Aparat di Papua Diwanti-wanti Momentum Sidang Umum PBB

Tim detikcom - detikNews
Senin, 23 Sep 2019 21:33 WIB
Ilustrasi sidang PBB (Foto: dok. detikcom)
Jakarta -

Kerusuhan pecah di sejumlah titik di Papua. Aparat TNI-Polri diminta hati-hati dalam menangani kerusuhan tersebut.

Peringatan itu disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memimpin rapat terbatas membahas situasi keamanan nasional. Jokowi meminta semua pihak menahan diri karena perusuh memanfaatkan momentum Sidang Umum PBB.

"Nggak ada perintah represif. Semuanya diminta menahan diri karena ini sangat berkaitan dengan apa yang terjadi di PBB. Jadi jangan kita memunculkan situasi yang tidak bagus," kata Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (23/9/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MoeldokoMoeldoko (Andhika/detikcom)


Menurut Moeldoko, Jokowi juga memerintahkan jajarannya menyelesaikan konflik secara proporsional. Jokowi tidak ingin cara-cara yang digunakan aparat menyulut emosi.

"Sudah, tadi sudah disampaikan pada saat pertemuan pertama, ya. Instruksi Presiden jelas, supaya diselesaikan dengan cara-cara proporsional dan profesional," ujar Moeldoko.

"Caranya jangan sampai penyelesaian itu membangun emosi yang pada akhirnya aparat melakukan tindakan yang tidak diinginkan," sambung dia.



Selain itu, Moeldoko menduga ada indikasi provokasi asing di balik rusuh di Wamena, Papua. Kerusuhan di Wamena itu diduga dipicu hoax rasis.

"Setidak-tidaknya ada provokasi dari dalam, tetapi provokasi asing juga ada indikasi ke sana. Keterlibatan asing ada indikasi," ujar Moeldoko.



Moeldoko mengatakan upaya tersebut memiliki motif agar kerusuhan di Papua dibawa ke sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Aparat disebut Moeldoko dipancing untuk melakukan tindakan yang melanggar HAM.

"Ya harapannya. Kita kan dipancing melakukan pelanggaran HAM berat sehingga nanti di PBB agenda itu bisa dimasukkan. Kita tahu agendanya ke mana," ujar Moeldoko.

"Begini ya, karena situasi ini, sekali lagi, situasi yang diprovokasi dalam rangka menciptakan situasi untuk konsumsi PBB. Jadi kita harus menyikapi itu dengan, jangan sampai kita ikut terbawa emosi, terpancing, dan seterusnya," imbuhnya.



Kerusuhan di Papua itu menyebabkan sejumlah korban meninggal dunia. Ada 16 warga yang dilaporkan tewas di Wamena. Sedangkan 3 warga dan 1 anggota TNI meninggal di Jayapura.

"Sementara lagi didata, dapat dilaporkan 16 orang meninggal, warga masyarakat," ujar Kapendam Cenderawasih Letkol Cpl Eko Daryanto saat dihubungi, Senin (23/9/2019).



Sementara itu, rangkaian Sidang Majelis Umum ke-74 PBB sebenarnya sudah dimulai pada 17 September 2019. Sedangkan Senin (23/9) adalah hari pertama High Level Week, di mana pemimpin berbagai negara berkumpul di Markas PBB di New York.

Para pemimpin negara akan menyampaikan pernyataan masing-masing dalam General Debate yang dimulai pada Selasa (24/9). Pernyataan tiap pemimpin negara disampaikan bergantian hingga Jumat (27/9).



Selama High Level Week pula, para pemimpin negara menghadiri aneka pertemuan bilateral dan beberapa pertemuan terkait tema Sidang Majelis Umum PBB.

Berikut ini gambaran singkat agenda Sidang Umum PBB

17 September: Rangkaian Sidang Majelis Umum PBB dimulai
23 September: Climate Action Summit dan High-Level Meeting on Universal Health Coverage
24-30 September: General Debate
24-25 September: SDG Summit
26 September: High Level Dialogue on Financing for Development
27 September: High Level Midterm Review of The Samoa Pathway
Halaman 2 dari 3
(knv/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads