Pro-Bamsoet Kritik Keras Golkar 3 Kali Rotasi Kader di Komisi XI DPR

Pro-Bamsoet Kritik Keras Golkar 3 Kali Rotasi Kader di Komisi XI DPR

Elza Astari Retaduari - detikNews
Senin, 23 Sep 2019 19:33 WIB
Ilustrasi (Lamhot Aritonang/detikcom)
Jakarta - Fraksi Partai Golkar melakukan tiga kali rotasi kadernya di Komisi XI DPR menjelang fit and proper test BPK. Pendukung bakal caketum Golkar Bambang Soesatyo mengkritik tata kelola partai yang dijalankan sang Ketum Airlangga Hartarto.

"Ada apa dengan surat pergantian sampai tiga kali ini hanya dalam rentang waktu empat hari? Apakah ada kepanikan atau bagaimana," ujar pro-Bamsoet, Siradjudin Abdul Wahab, kepada wartawan, Senin (23/9/2019).

Adapun rotasi dilakukan Fraksi Golkar sebanyak tiga kali dalam dua pekan terakhir. Rotasi dilakukan dalam rangka BKO terkait fit and proper test anggota BPK. Surat pertama dikeluarkan pada 19 September 2019, lalu dikoreksi kembali pada 20 September 2019. Terbaru dikeluarkan hari ini didasari surat Fraksi Partai Golkar bernomor SJ.00/2647/FPG/DPRRI/IX/2019 ditandatangani Adies Kadir sebagai Sekretaris Fraksi Partai Golkar DPR RI.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Muncul kembali surat pergantian keanggotaan Komisi XI yang ditandatangani secara tunggal oleh Adies Kadir, Sekretaris Fraksi Partai Golkar. Hal ini tidak lazim, karena surat fraksi lazimnya ditandatangani oleh ketua fraksi atau ketua bersama sekretaris fraksi," kata Siradjudin.

"Dalam pergantian mendadak anggota Komisi XI FPG, tidak tampak tanda tangan Ketua FPG DPR Melchias Markus Mekeng dalam surat termaksud. Seperti diketahui, KPK telah mencekal Mekeng, dan kabarnya yang bersangkutan masih berada di Swiss," lanjut inisiator Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) ini.

Salah satu yang dirotasi Golkar dari Komisi XI DPR adalah Mukhamad Misbakhun, yang dikenal sebagai loyalis Bamsoet. Pada Kamis (19/9), Misbakhun di-BKO dari Komisi XI ke Komisi III DPR. Kemudian pada Jumat (20/9) dikembalikan lagi ke Komisi XI. Namun pada Senin (23/9) kembali di-BKO dari Komisi XI ke Komisi VII DPR.

Dengan adanya rotasi berkali-kali ini, Sirajuddin menilai tata kelola partai amburadul. Dia juga mengkritik kepemimpinan Airlangga yang dinilainya semena-mena dalam menjalankan organisasi partai.

"Partai Golkar dikelola tanpa mekanisme yang jelas dan tanpa kepastian, bahkan cenderung suka-suka, seenak perut saja. Apakah Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Golkar saat ini, sudah menganggap partai ini sebagai partai miliknya sendiri? Airlangga tidak menganggap penting kolektivitas kepengurusan DPP. Keputusan dia lakukan dengan sesuka hati, sehingga memicu kondisi ketidakharmonisan sesama kader anggota Faksi Golkar," ujar Sirajuddin.

Sama halnya dengan yang sempat disampaikan Misbakhun, Sirajuddin mensinyalir penggantian anggota Komisi XI dilakukan kubu Airlangga untuk menjegal calon pimpinan BPK yang merupakan pendukung Bamsoet. Ini disebutnya sudah terjadi dengan adanya pemecatan mereka yang tidak mendukung Airlangga.

"Modus ini sama halnya dengan pemecatan beberapa ketua DPD kabupaten dan kota serta diskriminasi terhadap beberapa pengurus, yang tidak mendapat undangan pada saat rapat korbid di tingkat DPP Partai Golkar," kata Sirajuddin.

"Pembelajaran politik dan berdemokrasi apa yang mau kita contoh dari pemimpin partai seperti Airlangga? Tiga kali surat pergantian anggota Komisi XI hanya dalam waktu empat hari. Inilah fakta politik terhadap tata kelola Partai Golkar yang amburadul. Airlangga seperti mengharamkan siapa saja yang berbeda pandangannya. Dia tidak suka kalau ada orang lain berbeda pandangan dengan dirinya," sambungnya.


Bila diteruskan, kata Sirajuddin, kepemimpinan Airlangga dapat membuat Golkar terpuruk dan ditinggalkan rakyat. Ia pun menyinggung soal Airlangga yang tidak menggelar rapat pleno dan rapimnas dalam kurun waktu satu tahun lebih.

"Kami sebagai Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) tidak akan berhenti untuk mengingatkan dan mengkritisi setiap kebijakan Airlangga yang sesuka hatinya mengelola Partai Golkar. Tapi, jika terus-menerus kebijakan seperti ini dilakukan, tinggal menunggu waktu munculnya perpecahan besar di Golkar. Sejarah akan mencatat, Airlangga sebagai orang yang menjadi penyebab perpecahan besar di tubuh Partai Golkar," tutup Sirajuddin.
Halaman 2 dari 2
(elz/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads