"Sekarang ini sebenarnya waktunya memperbaiki narasi-narasi kebangsaan kita, sehingga harus ada alasan kuat untuk memberikan gelar kepada pejabat siapa pun," kata Fahri kepada wartawan, Minggu (22/9/2019).
Dia mengatakan institusi kampus memiliki tugas besar untuk menyampaikan kritik serta pemikiran ilmiah. Fahri menilai sebaiknya kampus tak perlu ikut-ikutan memuji-muji kekuasaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebab tugas kampus adalah membuat kritik dan menyampaikan pikiran scientific yang apa adanya. Kampus itu harus tegak mimbar akademik," imbuh dia.
Fahri pun mengaku prihatin dengan kondisi mahasiswa saat ini yang terkesan dikekang kampus dalam menyatakan pendapat. Ia menyebut kampus-kampus di Indonesia harus mulai introspeksi diri.
"Saat ini mahasiswa banyak ditekan tidak boleh menyatakan pendapat. Sebenarnya kampus harus introspeksi, karena tradisi ilmiah dan akademis di kampus sedang kita khawatirkan dan cukup kita sayangkan," kata Fahri.
Surat berkop Universitas Trisakti bernomor 339/AK.15/USAKTI/R/IX/2019 ramai dibahas di media sosial. Surat itu ditujukan kepada Menteri Sekretaris Kabinet terkait rencana pemberian gelar 'Putera Reformasi' kepada Presiden Jokowi.
Ikatan Alumni Universitas Trisakti (Ika Usakti) telah menyampaikan pernyataan terkait surat itu. Mereka menyatakan usul pemberian gelar ke Jokowi tersebut bukan dari mereka.
Sekretaris Jenderal Ika Usakti Achmad Kurniawan pun mengatakan mereka sudah mengirimkan surat tanggapan kepada Universitas Trisakti. Selanjutnya, mereka berharap dapat beraudiensi dengan Pjs Rektor Universitas Trisakti Ali Ghufron Mukti.
"Kami pertanyakan dan mau audiensi soal surat tersebut dan surat tanggapan kami," kata Kurniawan, Minggu (22/9).
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini