"Jika surat tersebut benar, sebagai kawan, saya hanya mengingatkan, surat tersebut bisa merusak nama Mas Prof Ali dan Trisakti," kata Wakil Ketua Dewan Kehormatan PAN Dradjad Wibowo kepada wartawan, Minggu (22/9/2019).
Apalagi, lanjut Dradjad, rencana pemberian gelar itu berdekatan dengan momen pelantikan presiden dan penyusunan kabinet. Ia menilai hal tersebut berpotensi memunculkan berbagai macam tafsir terkait jabatan menteri. Ia pun berharap surat Universitas Trisakti itu tak benar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kata orang Jawa, ngono yo ngono ning ojo ngono. Mudah-mudahan surat tersebut palsu," imbuh Dradjad.
Surat berkop Universitas Trisakti bernomor 339/AK.15/USAKTI/R/IX/2019 sedang ramai dibahas di media sosial. Surat itu ditujukan kepada Menteri Sekretaris Kabinet terkait rencana pemberian penghargaan kepada Presiden Jokowi.
detikcom sudah berupaya menghubungi Rektor Universitas Trisakti Prof Dr Ali Ghufron Mukti terkait isu ini, tapi belum ada respons. Begitu pun Kepala UPT Humas Universitas Trisakti Rully Besari Budiyanti yang belum mau memberikan tanggapan.
Sementara itu, pihak Istana berharap Universitas Trisakti segera memberikan keterangan terkait surat itu. Namun, Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin, menegaskan Presiden Jokowi bukanlah tipikal orang yang ingin selalu dipuji.
"Tentu nanti yang menjawab itu adalah Trisakti karena Presiden Joko Widodo sendiri itu kalau orang Jawa bilang, nyuwun sewu ya, mohon maaf, nyuwun sewu, tidak pergi ke sana-kemari, cari-cari muka untuk dihormati, dipuja, dipuji, Presiden Jokowi tidak begitu karakternya," kata Ngabalin sat dihubungi, Minggu (22/9).