Longsor tepatnya terjadi di Dusun Gendong, Desa/Kecamatan Laren. Menurut Kepala Dusun, Muntholib (48), longsor mulai terjadi sejak 14 September lalu dan kini semakin meluas.
Semula, kata Muntholib, hanya sekitar 500 meter tapi kini meluas menjadi 600 meter dengan kedalaman mencapai 10 meter. "Tidak ada rumah warga yang ikut hanyut, hanya mengalami kerusakan saja," kata Muntholib pada wartawan, Sabtu (21/9/2019).
Warga, lanjut Muntholib, terpaksa membongkar rumah mereka yang sudah puluhan tahun dihuni. Pembongkaran dilakukan agar rumah mereka tidak ikut hanyut bersama material tanah saat terjadinya longsor susulan.
"Agar tidak hanyut, warga berinisiatif membongkar dan mengevakuasi barang-barang rumah tangga ke tempat yang lebih aman. Sementara sisa-sisa bekas bangunan rumah dimanfaatkan untuk membuat rumah semi permanen yang jauh dari lokasi longsor," terang Muntholib.
Muntholib menambahkan, Warga yang tidak memiliki tempat tinggal terpaksa menumpang di rumah sanak saudara mereka masing-masing untuk sementara waktu. Namun ada juga yang masih bertahan.
"Ada yang numpang di kerabat. Ada juga yang sebagian di antaranya membuat rumah semi permanen di tanah desa," lanjutnya.
Warga yang masih bertahan meski potensi longsor susulan masih mengancam, kata Muntholib, karena mereka belum tahu harus pindah kemana. Hanya saja, pihaknya meminta warga tersebut untuk tetap waspada.
"Ada yang masih tinggal Mas, soalnya kalau mau pindah mereka tidak tahu harus pindah kemana," imbuhnya.
Kini, warga yang terdampak longsor hanya bisa pasrah sambil menunggu bantuan dari pemerintah dan pihak Bengawan Solo. Warga berharap, pihak-pihak terkait untuk segera turun tangan dan menangani permasalahan ini.
"Kami pasrah saja Mas, mau direlokasi ke tempat yang aman, atau masih tinggal di sini, yang penting ada upaya perbaikan," pungkasnya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini