Bamsoet Setuju Pengesahan RUU KUHP Ditunda untuk Bahas Pasal Kontroversi

Bamsoet Setuju Pengesahan RUU KUHP Ditunda untuk Bahas Pasal Kontroversi

Yulida Medistiara - detikNews
Jumat, 20 Sep 2019 15:48 WIB
Foto: Ketua DPR Bambang Soesatyo (Yulida-detikcom)
Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta DPR menunda pengesahan RUU KUHP. Merespon hal tersebut, Ketua DPR Bambang Soesatyo mengaku sudah berbicara dengan partai politik dan fraksi-fraksi di DPR untuk menunda pengesahan yang rencananya akan digelar pada Selasa 24 September.

"Rencananya Selasa akan paripurna, dan saya minta kepada fraksi-fraksi dan kawan kawan untuk meng-hold atau menunda sambil kita menyempurnakan lagi pasal yang masih pro kontra," kata Bamsoet, saat membuka diskusi, di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Jumat (20/9/2019).

Dia mengatakan kemarin DPR sudah menerima masukan dari kalangan mahasiswa terkait RUU KUHP. Bamsoet menyebut masih ada pasal-pasal yang dianggap pro kontra dari kalangan masyarakat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di antaranya pasal yang mengatur soal kumpul kebo, kebebasan pers, dan penghinaan terhadap presiden. Namun, dia belum dapat memastikan apakah pengesahan RUU KUHP akan dilaksanakan pada DPR periode saat ini atau selanjutnya, sebab hal itu akan dirapatkan kembali di rapat Badan Musyawarah yang bakal digelar pada Senin (23/9).



"Kita akan lihat kembali, karena kita akan bawa ini ke Bamus hari senin untuk kita minta masukan dari pimpinan fraksi melalui rapat Bamus. Intinya apa yang disampaikan Presiden kita menyambut baik secara internal," ujar politikus Golkar itu.

"Saya belum bisa bicara tunda atau batal karenakan saya bawa pada rapat internal DPR nanti," sambungnya.


Sebelumnya, Presiden Jokowi meminta DPR menunda pengesahan RUU KUHP. Jokowi ingin masukan dari berbagai kalangan didengarkan.



"Saya terus mengikuti perkembangan pembahasan RUU KUHP secara saksama. Dan setelah mencermati masukan-masukan dari berbagai kalangan yang berkeberatan dengan sejumlah substansi-substansi RUU KUHP, saya berkesimpulan, masih ada materi-materi yang butuh pendalaman lebih lanjut," kata Jokowi dalam konferensi pers di Istana Bogor, Jumat (20/9).
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads