Jakarta - Polisi mengatakan saat ini tim teknis terus bekerja mengungkap kasus teror terhadap penyidik KPK
Novel Baswedan. Perkembangan pengungkapan itu memang sengaja tak disampaikan.
"Kita sedang bekerja, tim teknis sedang bekerja ya. Keras bekerja itu, setiap detik, setiap menit, setiap jam, setiap hari tim bekerja, tidak mungkin juga kita sampaikan ke media, bocor itu semua," kata Kadiv Humas Polri, Irjen M Iqbal, di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat (20/9/2019).
"Doakan saja kita dapat mengungkap kasusnya. Sabar, ini masalah waktu saja ya," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iqbal menyebut polisi masih optimistis kasus ini dapat segera terungkap. Dia juga mengakui pengungkapan itu dihadapkan dengan masalah teknis dan kurangnya alat bukti.
"Ini memang faktor teknis di lapangan. Minimnya alat bukti petunjuk dan lain-lain," ucapnya.
Sebelumnya, Tim Teknis Polri sudah mengecek ulang tempat kejadian perkara (TKP) teror
penyiraman air keras terhadap Novel. Tim teknis berupaya menemukan alat bukti untuk mengungkap pelaku teror.
"(Tm teknis) sudah juga mengeksplor kembali TKP karena TKP itu adalah hal yang paling penting. Perlu berkali-kali dieksplor untuk menemukan alat-alat bukti," ujar Kadiv Humas Polri Irjen M Iqbal kepada wartawan di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jaksel, Rabu (7/8).
Tim teknis, menurut Iqbal, juga akan mempelajari ulang rekaman CCTV terkait teror penyiraman air keras ke Novel. Selain itu, tim bakal mendalami saksi-saksi.
Tim teknis ini merupakan tindak lanjut setelah tim pencari fakta (TPF) kasus teror penyiraman air keras terhadap Novel bekerja selama 6 bulan. Tim teknis sendiri menargetkan waktu 3 bulan untuk bisa mengungkap pelaku teror terhadap Novel.
Tim teknis ini dipimpin Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Nico Afinta. Sedangkan Kabareskrim Komjen Idham Azis menjadi penanggung jawab tim teknis. Tim ini beranggotakan 120 polisi yang terbagi dalam subtim, yakni penyelidik, penyidik, siber, Inafis, Labfor, serta subtim analisis dan evaluasi, juga melibatkan anggota Densus 88/Antiteror.
"Tim bekerja dari tanggal 1 Agustus sampai tanggal 31 Oktober. Artinya 3 bulan, tahap yang pertama. Kemudian kalau tiga bulan masih perlu diperpanjang, diperpanjang lagi 3 bulan lagi. Dievaluasi satu semester," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo kepada wartawan, Kamis (1/8).
Novel disiram air keras pada Selasa (11/4/2017) setelah salat subuh berjemaah di masjid dekat rumahnya di daerah Kelapa Gading, Jakarta Utara. Polisi sempat merilis dan menyebarkan sketsa wajah terduga pelaku penyerangan terhadap Novel.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini