"Kebinekaan ini betapa indahnya. Mari kita jaga sebagai kekayaan bangsa kita. Saya tadi mengawali dengan mengutip pidato Bung Karno. Bagi yang beragama Islam, tidak perlu menjadi orang Arab. Bagi yang beragama Hindu, tidak perlu menjadi orang India. Tetaplah menjadi orang Indonesia dengan keyakinan agama masing- masing," kata Khofifah dalam siaran pers yang diterima detikcom di Surabaya, Kamis (19/9/2019).
Pada tahun ini terdapat 21 kontingen atau sekitar 1.000 peserta yang mengikuti pawai dari berbagai daerah di Indonesia. Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Khofifah juga mendapat lukisan yang menggambarkan kebersamaan Jatim dengan Papua dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari Persatuan Hindu Dharma Indonesia (PHDI) asal Provinsi Papua.
Sebelumnya, Pawai dan Festival Seni Keagamaan Hindu Ke-3 Tingkat Nasional Tahun 2019 dibuka dengan penampilan tari Pendet Delta Sidoarjo, yang merupakan persembahan dari PHDI Jatim. Para penari juga memberikan buket bunga kepada Khofifah.
Pawai dilanjutkan pertunjukan lagu Surabaya 'Rek Ayo Rek' yang dipersembahkan oleh Kontingen Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Jatim. Bukan hanya Provinsi Jatim, provinsi lain juga ikut menyemarakkan pawai. Seperti Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Banten, Jawa Barat, Sulawesi Tengah, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, dan Bali.
Sementara itu, terkait dipilihnya Jatim menjadi tempat penyelenggaraan, Khofifah merasa bangga dan terhormat. Untuk itu, dirinya menjamin keamanan, kenyamanan, dan suasana penuh damai kepada seluruh peserta yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
"Jawa Timur adalah rumah kita semua. Di Jawa Timur seluruh warga bangsa hidup aman, nyaman, tenteram, dan penuh kedamaian, maka saya juga menitipkan agar warga Jawa Timur yang tinggal di mana pun, mereka terlindungi hidup dan kehidupannya," ujarnya.
Khofifah menambahkan jaminan ini diberikan karena proses akulturasi di Jatim telah berjalan dengan sangat lama dan natural. Akulturasi itu telah menyatu dengan adat kehidupan masyarakat Jatim.
Sementara itu, Dirjen Bimbingan Masyarakat Hindu Kementerian Agama I Ketut Widnya menjelaskan merajut khasanah seni budaya Nusantara artinya merajut kebinekaan dan seni budayanya menjadi satu.
"Semua seni dari masing-masing daerah itu berbeda-beda tetapi bisa menjadi satu. Kita lihat tadi banyak berbeda-beda itu menjadi satu. Dan kita bisa menikmati bersama," pungkasnya. (hil/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini