Bogor -
Bupati Bogor Ade Yasin mengakui persoalan penanganan sampah di wilayahnya masih mengalami kendala. Ade menyebutkan, dari 2.800 ton sampah per hari di Bogor, hanya 800 ton yang terangkut.
"Dari 2.800 ton, hanya terangkut 800 ton. Bayangkan 2.000-nya di mana. Berarti 2.000-nya di kali, ada yang dibakar, dikubur, ada yang dibuang-buang
gitu di pinggir jalan," kata Ade Yasin di Kantor Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/9/2019).
Ade menjelaskan, Kabupaten Bogor terdiri atas 435 desa dan 40 kecamatan dengan jumlah penduduk sekitar 5,8 juta jiwa. Luasnya wilayah, kata dia, tidak sebanding dengan jumlah truk pengangkut sampah yang tersedia. Inilah yang menyebabkan penanganan sampah tidak maksimal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemerintah daerah (pemda) mempunyai 250 truk dari kebutuhan 600 truk. Tapi kami sudah menambah 62 truk sampah. Nanti lah ke depan, masih kurang," tutur Ade.
Ade mengatakan penanganan sampah bisa lebih optimal bila Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Nambo sudah dioperasikan. Pembangunan TPST Nambo sendiri ditargetkan selesai pada akhir 2019 ini.
Meski TPST Nambo sudah beroperasi pun, lanjut dia, pengangkutan sampah di Kabupaten Bogor tetap akan terhambat jika ketersediaan truk pengangkut belum maksimal.
"Tapi ini (TPST Nambo) tidak menjadi solusi karena perlu penambahan armada angkutan," ucapnya.
Ade menambahkan, selain peran pemerintah, perlu kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan. Masyarakat juga diminta ikut peduli penanganan sampah, khususnya sampah plastik.
Ade menjelaskan, Pemkab Bogor sudah memiliki Perbup Bogor Asri Tanpa Plastik. Dengan adanya perbup ini, dia berharap sampah plastik bisa berkurang.
"Di Bogor ini sudah ada Bogor Asri Tanpa Plastik. Kita kurangi sampah plastik. Makanya ibu-ibu cobalah contoh orang tua dulu. Kalau belanja bawa keranjang. Itu bisa dipakai bertahun-tahun. Hal ini agar plastik bisa dikurangi," ujarnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini