Kasubbag TU Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb) Johan Setyawan mengatakan api masih menyala dan membakar kawasan hutan di wilayah Ampel, Boyolali, atau di atas Desa Ngagrong.
"Iya (api masih menyala), di wilayah Ngagrong," kata Johan kepada detikcom, Rabu (18/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Petugas BTNGMb bersama para relawan dari berbagai elemen dan instansi serta kelompok masyarakat sekitar naik ke lokasi untuk melakukan upaya pengendalian dan pemadaman. Upaya pemadaman dilakukan secara manual dan dengan membuat ilaran atau sekat agar api tidak terus merembet.
Johan menjelaskan saat ini titik api masih menyala di wilayah Ampel. Sedangkan api yang di wilayah Selo sudah bisa dipadamkan. Namun, petugas masih terus melakukan pemantauan untuk memastikan api benar-benar telah padam.
Kebakaran di kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu telah menghanguskan lahan seluas lebih dari 400 hektare. Kebakaran yang terjadi sejak pekan lalu itu pun dipastikan mengganggu flora dan fauna di sana.
Titik api pertama kali terpantau di wilayah Dusun Malang, Wonolelo, Sawangan, Kabupaten Magelang, pada Rabu (11/9) malam. Api dengan cepat membesar dan merembet ke wilayah lain hingga Boyolali dan Kabupaten Semarang.
Hingga hari ini, kebakaran di Gunung Merbabu telah menghanguskan sedikitnya 436 hektare dari total wilayah Taman Nasional seluas 5.800-an hektare. Mulai zona tradisional yang berbatasan dengan kawasan desa, zona rehabilitasi, zona rimba, hingga zona inti.
Di zona inti, yang berada di paling atas atau kawasan puncak, selain sabana, tanaman bunga edelweis yang dilindungi juga terbakar.
"Luas Taman Nasional (Gunung Merbabu) itu 5.800-an hektare, yang terbakar 400-an hektare. Itu membakar dari zona terluar yang berbatasan dengan kawasan desa itu zona tradisional, kemudian juga membakar zona rehabilitasi, yang kita lakukan penanaman kemarin dan masuk ke zona rimba dan zona inti," kata Johan kepada para wartawan di kantornya, Selasa (17/9). (sip/sip)