Perang saudara di Yaman, salah satu negara termiskin di jazirah Arab tak kunjung berakhir. Dari Angkara, Ibu Kota Turki Presiden Rusia, Vladimir Putin mengingatkan agar pihak yang berperang di Yaman berdamai. Putin sampai mengutip Surah Ali Imran ayat 103 agar Yaman menghentikan perang saudara.
Seperti apa sejarah tentang perang Yaman ini?
Perang saudara di Yaman melibatkan dua kelompok yakni: Faksi Abdrabbuh Mansur Hadi yang memimpin pemerintah Yaman dan kelompok bersenjata pimpinan Houthi. Keduanya sama-sama mengklaim sebagai pemerintah resmi Yaman.
Konflik bermula pada 2011 saat terjadi penyerahan kekuasaan dari Presiden Ali Abdullah Saleh, wakilnya saat itu Abd Rabbu Mansour Hadi. Setelah resmi menjadi Presiden Yaman, Hadi mulai memerangi gerakan sparatis, dan juga melawan serangan Al Qaeda. Di saat itulah muncul kelompok bersenjata pimpinan Houthi.
Pada 2011, kelompok Houthi berhasil menguasai seluruh Provinsi Saada. Dilanjutkan pada 21 Maret 2015, Supreme Revolutionary Committe yang dipimpin oleh Houthi juga mengambil alih Sana'a. Keberhasilan ini semakin menguatkan desakan untuk mengkudeta Hadi.
Kelompok Houthi pun memperluas serangan hingga ke provinsi-provinsi di bagian Selatan Yaman. Kelompok Houthi menyerang istana PM Yaman setelah sehari sebelumnya menyerang istana kepresidenan. Serangan ini diakhiri dengan gencatan senjata oleh kedua belah pihak.
Pada 25 Maret 2015, kegubernuran Lahij jatuh ke tangan Houthi dan mereka dapat mencapai pinggiran Aden, pusat kekuasaan pemerintah Hadi. Presiden Yaman pun berhasil melarikan diri dari negara itu pada hari yang sama. Sebuah koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi kemudian melancarkan operasi militer dengan meluncurkan serangan udara untuk memulihkan bekas pemerintahan Yaman.
Amerika Serikat disebut pernah memberikan dukungan baik bahan bakar dan logistik lainnya untuk serangan tersebut. Konflik terus terjadi, ditambah lagi dengan kemungkinan bergabungnya Iran untuk membantu saudara Syiah mereka yaitu kelompok Houthi.
Sejarah perang saudara di Yaman ini juga dimulai saat protes massal meletus di tahun 2011, banyak dari mantan sekutu mantan Presiden Ali Abdullah Saleh yang membela. 'Kebangkitan Arab' memicu perang dan pasukan pun dibagi antara unit yang setia kepada Saleh dan mereka yang mengikuti Jenderal Ali Mohsen al- Ahmar.
Tercatat, sejarah perang Yaman dan Arab Saudi dari Maret 2015 hingga Desember 2017 jumlah warga sipil yang meninggal sekitar 13.600-an orang. Dari jumlah tersebut, sekitar 5.200 warga sipil jadi korban dan lebih dari 50.000 orang tewas akibat kelaparan yang berkepanjangan akibat perang.
(lus/erd)