Aksi digelar di halaman kantor gubernur Sumsel, Jalan Ahmad Rivai Palembang. Mahasiswa menuntut Pemprov Sumsel mengatasi persoalan kabut asap.
"Kami datang untuk meminta gubernur menindak tegas kebakaran hutan atau lahan di Sumsel. Tindak tegas seluruh perusahaan yang terlibat," ucap korlap aksi, Mirandi, saat orasi di depan Wakil Gubernur, Mawardi Yahya, Selasa (17/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mahasiswa menyebut kebanyakan lahan yang terbakar dikuasai oleh perusahaan. Namun hanya rakyat kecil yang ditangkap.
"Mayoritas lahan ini dikuasai korporasi, dikuasai perusahaan, tapi kenapa yang ditangkap hanya rakyat kecil? Di mana keadilan pemerintah," katanya.
Sementara Gubernur Mahasiswa FMIPA Universitas Sriwijaya, Gulam Zakia, mengaku kecewa terhadap pemerintah dan penegak hukum. Sebab, kabut asap di Bumi Sriwijaya hanya tak muncul saat Asian Games.
"Baru kemarin ada Asian Games, aman, tahun ini sudah kabut asap lagi. Coba kita lihat ini kita diselimuti kabut asap. Kita aksi di tengah asap, ini asap, asap," kata Gulam.
Tidak lama kemudian, Wakil Gubernur Mawardi Yahya langsung menghampiri mahasiswa. Mawardi hadir mewakili Gubernur Herman Deru yang sedang tidak di tempat, namun ditolak semua mahasiswa.
"Kami mau gubernur hadir di sini untuk memberikan penegasan akan menindak tegas pelaku. Kami tidak mau ada wakil yang menemui mahasiswa," kata salah seorang mahasiswa dengan pengeras suara.
![]() |
Mawardi Yahya yang coba menjelaskan keberadaan gubernur saat ini tengah meninjau karhutla pun dibatalkan. Dia menyerahkan sepenuhnya pada seluruh mahasiswa.
"Alhamdulillah kalau adek-adek sekarang mau nunggu Gubernur, mau sore, malam silakan," tegas Mawardi yang langsung meninggalkan mahasiswa.
Mahasiswa yang mendengar ucapan wakil Mawardi Yahya pun kemudian bersorak. Mereka melanjutkan aksi di halaman gubernur dengan diselimuti kabut asap yang mulai pekat. (ras/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini