Dalam kecelakaan tersebut, Imam bersama dengan istrinya selamat. Namun keduanya langsung dibawa ke RSD dr Soebandi untuk mendapat perawatan medis.
"Kecelakaannya sekitar jam 1 kurang itu mas. Mobil sedan itu dari arah utara mau ke selatan. Tapi sampai di perlintasan karena memang tidak ada pintunya, langsung ditabrak kereta itu," kata salah seorang warga sekitar Wahyudi Purnomo.
Perlintasan tanpa palang pintu itu sebenarnya diganti dengan alarm yang akan berbunyi jika ada kereta api yang akan lewat. "Tapi sudah lama alarmnya ini mati. Sudah berbulan-bulan. Jadi terjadi kecelakaan ini," ungkapnya.
Menurut Wahyudi, korban kecelakaan tersebut, adalah pensiunan PT. KAI. "Karena tadi ada kartu pensiunnya, namanya Imam kalau tidak salah. Warga Perum Gunung Batu. Di mobil itu bersama istrinya, dan luka istrinya kayaknya paling parah, karena banyak darahnya. Kalau Pak Imam masih tidak terlalu parah lukanya," ujar Wahyudi.
"Kedua korban langsung dibawa ke RS Patrang (RSD dr Soebandi) dengan diantar menggunakan mobil warga," sambungnya.
Senada dengan Wahyudi, warga lainnya Suhariyono juga membenarkan jika alarm perlintasan sudah lama mati. "Untuk kecelakaan itu (diperlintasan kereta tanpa palang pintu itu), beberapa kali terjadi, sudah kita sampaikan ke PJKA. Tapi belum ada respon! Sudah setahun sepertinya alarm itu tidak bunyi jika ada kereta lewat," ujarnya.
Untuk petugas jaga perlintasan, katanya, juga tidak ada. "Alarm mati, petugas perlintasan juga tidak ada. Mohon perhatian agar ada perbaikan. Karena jalan ini adalah jalan utama untuk menuju ke kawasan desa yang padat penduduk," tuturnya.
Tonton juga video Kereta Tabrak Truk di Jepang, 1 Orang Tewas dan 35 Luka-luka:
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini