"Kalau hujan turun, maka kegiatan belajar-mengajar menjadi terganggu. Kadang-kadang anak sekolah libur kalau hujan. Gimana mau belajar?" kata Ketua Komite SMA Negeri 3 Huruna, Yurisman Laia, kepada detikcom, Selasa (17/9/2019).
Total ada 128 siswa yang belajar di tempat tidak layak ini. Ada 14 guru yang mengajar di sini, terdiri atas 2 PNS dan 12 tenaga honorer, plus 1 orang pegawai tata usaha.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 2.197 Sekolah Bakal Dipugar Tahun Ini |
"Sekolah ini rusak karena hujan, atap sudah pada bolong dan lapuk," kata Yurisman.
Gedung sekolah terdiri atas dua bagian bangunan, ada yang masih beratap rumbia dan satu lagi atapnya sudah diganti dengan seng. Namun semuanya masih berdinding kayu. Sekolah terdiri atas enam ruangan, tiga di antaranya adalah ruang kelas.
'"Ada yang atapnya sudah diganti seng, tetapi masih berlantai tanah dan berdinding papan sehingga kalau hujan kegiatan belajar tetap terganggu," kata Yurisman.
Sekolah ini dibangun oleh warga secara gotong royong pada 2015. SMA N 3 Huruna telah menamatkan siswa sebanyak empat kali sejak 2016. (dnu/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini