Hal tersebut disampaikan Menteri Pertahanan AS usai bertemu Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih. Esper secara khusus menyebut Iran merusak tatanan internasional, tanpa secara langsung menyalahkan Teheran atas serangan drone tersebut.
"Militer Amerika Serikat, dengan tim antarbadan kami, sedang bekerja sama dengan mitra-mitra kami untuk mengatasi serangan yang belum pernah terjadi ini dan mempertahankan tatanan berbasis aturan internasional yang sedang dirusak oleh Iran," demikian cuitan Esper di Twitter seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (17/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Esper telah berbicara dengan Putra Mahkota Saudi, Pangeran Mohammad bin Salman serta Menteri Pertahanan Irak Najah al-Shemmari untuk membahas serangan drone tersebut. Tidak jelas respons apa yang tengah dipertimbangkan AS ataupun sekutu-sekutunya di Teluk.
Kelompok pemberontak Houthi di Yaman telah mengklaim serangan drone tersebut. Namun pemerintah AS menolak klaim tersebut. Trump menyebut bahwa Iran tampaknya bertanggung jawab atas serangan drone tersebut.
Di Twitter, Trump mengatakan "ada alasan untuk percaya bahwa kita tahu pelakunya," dan menambahkan bahwa Washington "sudah siap perang", sambil menunggu informasi lebih lanjut dari Arab Saudi.
Inilah pertama kalinya Trump menyatakan siap mengerahkan militer AS untuk menjawab serangan ke kilang minyak Saudi Aramco yang menyebabkan produksi minyaknya bisa turun sampai setengahnya.
Citra satelit yang dirilis AS dan diperiksa kantor berita AP menunjukkan sekitar 17 "titik sasaran ledakan" di fasilitas pemrosesan minyak di Abqaiq. Dua titik ledakan lainnya ditemukan di fasilitas Khura Saudi.
Pejabat senior AS mengatakan kepada wartawan bahwa kerusakan mengindikasikan serangan itu kemungkinan diluncurkan dari Irak atau Iran, dan bukan dari Yaman.
(ita/ita)